Rabu 04 Mar 2020 08:48 WIB

Bertambah 12, Kasus Infeksi Corona di Inggris Kini Capai 51

Kasus infeksi corona di Inggris bertambah 12 dalam sehari sehingga totalnya menjadi 51.

Arrowe Park Hospital, Liverpool, Inggris jadi lokasi karantina corona. Kasus infeksi corona di Inggris bertambah 12 dalam sehari sehingga totalnya menjadi 51.
Foto: AP/Jon Super
Arrowe Park Hospital, Liverpool, Inggris jadi lokasi karantina corona. Kasus infeksi corona di Inggris bertambah 12 dalam sehari sehingga totalnya menjadi 51.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jumlah kasus corona yang terkonfirmasi di Inggris meningkat jadi 51. Padahal, sehari sebelumnya angkanya 39 kasus, menurut menteri kesehatan Matt Hancock pada Selasa.

Pemerintah Inggris sempat mengungkap rencana pergulatannya untuk mengatasi penyebaran virus corona. Inggris memperingatkan bahwa sebanyak seperlima pegawai dapat libur kerja pada puncak penyebaran virus itu.

Baca Juga

"Mulai pukul 09.00 hari ini ada 51 kasus yang terkonfirmasi di Inggris dan hal ini jadi semakin mungkin kami akan menyaksikan penularan yang meluas di sini di negeri ini," kata Hancock kepada parlemen.

Hingga kini, corona telah menewaskan lebih dari 3.000 orang, namun lebih dari 45 ribu pasien positif corona dinyatakan sembuh dan yang terinfeksi sebanyak lebih dari 85 ribu orang di seluruh dunia, yang sebagian besar adalah warga negara China daratan. Akibat wabah corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keadaan darurat kesehatan global.

Corona mengakibatkan pembatalan kegiatan berskala besar yang melibatkan banyak orang berkumpul di tempat tertutup, seperti Pameran Buku Paris yang sedianya diselenggarakan Maret 2020 ini. Banyak perusahaan yang meliburkan karyawannya, memperpanjang masa libur sekolah atau kuliah dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh lewat internet.

Pasar saham global terpukul oleh penyebaran corona. Sejumlah maskapai penerbangan pun menawarkan cuti sukarela kepada pilot dan karyawannya tanpa memberikan uang cuti, seperti yang dilakukan Emirate.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement