Rabu 04 Mar 2020 14:46 WIB

Joe Biden dan Bernie Sanders Bersaing Ketat Jelang Pilpres

Joe Biden dan Bernie Sanders bertarung satu lawan satu jadi kandidat presiden AS dari Demokrat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Joe Biden
Foto: EPA/Sergey Dolzhenko
Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Joe Biden mendapatkan momentum dengan memenangkan delapan negara bagian besar di Super Tuesday. Tapi kemenangan Bernie Sanders di negara bagian terbesar yakni Kalifornia menetapkan kompetisi mewakili Partai Demokrat dalam pemilihan presiden menjadi pertarungan satu lawan satu.

Pemilih Partai Demokrat di 14 negara bagian memberikan suara mereka. Biden berhasil menang di South, Midwest, dan New England.

Baca Juga

"Mereka tidak menyebutnya Super Tuesday bukan tanpa maksud," kata mantan Wakil Presiden Biden, Rabu (4/2).

Ia sempat mengalami momen buruk setelah kalah di tiga primary awal. Tapi ia membuat terobosan dengan memenangkan South Carolina. Sementara itu Sanders yang menjadi kandidat unggulan berharap dapat lompatan besar.

Badan survei Edison Research memprediksi Sanders akan memenangkan Vermont, Colorado, dan Utah. Stasiun televisi Fox News dan kantor berita AP juga memprediksi kemenangan Sanders di Kalifornia. Edison Research memperkirakan Biden akan menang di Alabama, Arkansas, Massachusetts, Minnesota, North Carolina, Oklahoma, Tennessee dan Virginia.

Primary di 14 negara bagian ini akan menentukan lebih dari satu per tiga delegasi yang  memiliki hak pilih dalam konvensi pada bulan Juli mendatang. Konvensi tersebut yang akan menentukan siapa yang maju menghadapi Presiden Donald Trump pada bulan November.

Tanpa menyebutkan nama, Sanders menyerang Biden secara langsung dalam kampanyenya di Vermont. Ia mengkritik keputusan Biden pada tahun 2002 yang memilih untuk memberikan otoritas kepada pemerintah AS saat itu berperang di Irak dan mendukung kesepakatan dagang global yang Sanders lawan.  

"Kami akan memenangkan pencalonan Partai Demokrat dan akan mengalahkan presiden paling berbahaya sepanjang sejarah negeri ini," kata Sanders.

Hasil jajak pendapat menunjukkan Michael Bloomberg yang menghabiskan setengah miliar dolar AS selama kampanye tidak memiliki kesempatan. Ia hanya menang di American Samoa.

Salah satu tim kampanye Bloomberg mengatakan pada Rabu ini miliuner itu akan melakukan penilaian apakah ia akan tetap bertahan dalam kompetisi atau tidak. Tapi tidak berarti ia akan mundur.

Biden yang memenangkan primary South Carolina mendapat gelombang dukungan dari mantan kandidat calon presiden Partai Demokrat yang sudah mundur. Biden berhasil mengakhiri Super Tuesday dengan mengalahkan Bloomberg dan mendapat dukungan kuat dari sayap moderat Partai Demokrat.

Di Super Tuesday ini Biden menunjukan ia mendapat dukungan dari berbagai kelompok pemilih, baik perempuan maupun laki-laki, kulit putih maupun kulit hitam, dan berpendidikan tinggi maupun tidak. Ia juga memperlihatkan didukung baik yang liberal maupun moderat.

Hasil Super Tuesday mengecewakan Senator Elizabeth Warren. Di sebagian besar negara bagian Warren finis jauh di belakang Sanders dan Biden. Mantan profesor hukum itu mengikuti kedua pesaingnya di konstituennya yakni di negara bagian Massachusetts.

Edison Research meramalkan angka turnout pemilih di Virginia mencapai 1.3 juta orang, lebih banyak dibandingkan 2008 yang sebesar 986.203 jiwa dan 2016 sebanyak 785.041.

Exit poll yang dilakukan Edison Research menunjukan Biden memenangkan sebagian besar suara pemilih Afrika-Amerika di negara bagian Selatan. Antara lain di Alabama sebesar 72 persen, Virginia 71 persen, North Carolina 63 persen dan Tennessee 62 persen.

Di Virginia, Biden memenangkan suara perempuan berpendidikan tinggi. Empat dari 10 orang dari kelompok pemilih itu mengatakan mendukung Biden. Sementara hanya dua dari 10 perempuan berpendidikan tinggi yang menyatakan memilih Sanders dan Warren.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement