Kamis 05 Mar 2020 23:04 WIB

Di China, Warga Berbohong Soal Corona Berefek Seumur Hidup

Warga bisa kehilangan berbagai akses pelayanan publik dan perbankan.

Seorang perawat yang tengah hamil tua terlihat memakai pakaian pelindung dalam rekaman video stasiun TV milik pemerintah China.
Foto: Tangkapan layar CCTV
Seorang perawat yang tengah hamil tua terlihat memakai pakaian pelindung dalam rekaman video stasiun TV milik pemerintah China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah daerah di China membuat daftar hitam nama-nama warganya yang berbohong soal wabah virus Corona jenis baru (COVID-19). Dampaknya bisa menimbulkan efek seumur hidup.

Daftar hitam yang diperkenalkan Pemerintah Kota Xiangyang, Provinsi Hubei, Rabu (4/3), itu membidik warganya yang menyembunyikan penyakit, keluar dari daerah terkena epidemi, menyembunyikan informasi tentang kontak langsung dengan orang terduga atau terkonfirmasi positif COVID-19, dan menolak masuk karantina.

Baca Juga

"Warga harus bisa menjaga diri karena dengan masuk daftar hitam akan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka pada masa-masa mendatang," demikian Pemkot Xiangyang.

Bagi warga yang masuk daftar hitam, tidak akan mendapatkan fasilitas kebutuhan sehari-hari yang memadai, akses perbankan, dan pelayanan transportasi publik, seperti pesawat dan kereta api cepat. Permohonan mendapatkan akses sosial dan bekerja di instansi publik juga akan dibatasi.

Sebaliknya Pemkot Xiangyang juga memberikan insentif dan apresiasi kepada warga yang berpartisipasi dalam pecegahan dan pengendalian wabah COVID-19, seperti staf medis, tenaga sukarelawan, dan donatur.

Xiangyang bukan kota pertama yang meluncurkan program tersebut. Pemkot Shanghai sebelumnya juga mengeluarkan kebijakan serupa pada 7 Februari 2020 sehingga upaya pencegahan dan pengendalian wabah penyakit mematikan itu berjalan efektif. Demikian dilaporkan Global Times.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement