REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Sebanyak 21 orang di kapal pesiar Grand Princess dinyatakan positif terjangkit virus corona (Covid-19). Kapal itu kini tertahan di perairan San Francisco, Negara Bagian Kalifornia, Amerika Serikat (AS).
Wakil Presiden AS Mike Pence, Jumat (6/3), mengatakan, 21 orang yang positif itu terdiri dari 19 awak kapal dan 2 penumpang. Mereka dinyatakan positif setelah pemeriksaan dilakukan terhadap 46 orang pada Kamis (5/3) waktu setempat. Melansir Washington Post, di atas kapal pesiar itu terdapat 3.533 orang. Kekhawatiran pun muncul bahwa virus itu akan menyebar ke penumpang lainnya.
Kejadian serupa terjadi kepada kapal Princess Cruises di Jepang pada bulan lalu. Sebanyak 700 orang di atas kapal itu dikarantina di atas kapal selama berminggu-minggu di lepas pantai pelabuhan Yokohama.
Namun, AS tak akan mengambil langkah serupa. Pence mengatakan, pihak berwenang berencana untuk membawa kapal Grand Princess ke "pelabuhan non-komersial" selama akhir pekan. Di sanalah, para penumpang dan awak kapal akan diperiksa dan dikarantina jika dibutuhkan.
Akan tetapi, pernyataan Pence di Gedung Putih itu tampaknya bertentangan dengan Trump. Presiden AS Donald Trump saat mengunjungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta mengatakan, dirinya lebih suka jika semua orang itu tetap berada di atas kapal Grand Princess.
"Saya tidak perlu memiliki angka (infeksi) berlipat ganda karena satu kapal yang bukan kesalahan kami, dan juga bukan kesalahan orang-orang di kapal," kata Trump. “Saya bisa hidup dengan cara itu. Secara persis, saya lebih suka orang-orang tetap di sana."
Tetapi, para ahli kesehatan masyarakat mengatakan kapal-kapal pesiar adalah tempat yang sangat berbahaya selama wabah Covid-19. Sebab, semua orang berada dalam jarak yang dekat. Ditambah lagi dengan para staf kapal yang tanpa pelatihan dan minimnya sumber daya yang diperlukan.
“Ini mungkin lingkungan yang paling tidak ideal untuk mencoba dan mengkarantina serta mempertahankan upaya pencegahan infeksi yang tepat,” kata Saskia Popescu, seorang ahli epidemiologi dengan Honor Health, sistem rumah sakit Phoenix, AS.
Sementara itu, 3.533 orang di Grand Princess baru mengetahui hasil tes dan rencana pemerintah untuk kapal itu setelah Pence memberikan pernyataan di Gedung Putih. Orang yang di atas kapal itu terdiri atas 2.422 tamu dan 1.111 kru yang mewakili 54 kebangsaan.
Dalam sebuah pesan kepada penumpang, kapten kapal meminta maaf karena tidak menyampaikan berita kepada mereka tentang hasil tes positif. Sang kapten mengaku bahwa "kami tidak diberi pemberitahuan sebelumnya tentang pengumuman ini oleh pemerintah federal AS."
Berdasarkan sumber rekaman yang didapatkan Washington Post, sang kapten juga mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sedang mendiskusikan hasil tes individu dengan dokter kapal. Selain itu, Departemen Kesehatan Masyarakat California telah meminta semua orang untuk tetap terisolasi di kamar mereka. "Ini adalah perkembangan situasi, dan kami melakukan yang terbaik untuk memberi tahu Anda apa yang kami ketahui secara tepat waktu," kata sang kapten.
Salah seorang penumpang yang terjebak di kapal Grand Princess, Stuart Freedman (61 tahun) mengaku pasrah apa yang akan terjadi ke depan. Meski demikian, ia ingin agar dites sehingga mengetahui hal-hal yang bisa dia lakukan selanjutnya.
Namun, Freedman juga mengaku frustrasi usai mendengar pernyataan Presiden Trump. "Hal yang saya tidak suka adalah Presiden Trump yang ingin membuat kita tetap di kapal ini karena dia tidak ingin jumlah kasus meningkat," kata Freedman. "Dia lebih peduli pada angka daripada tentang kita."