REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Sebanyak 15 wisatawan asal Amerika Serikat (AS) dikarantina di salah satu hotel di Kota Bethlehem di Tepi Barat. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari pencegahan penyebaran virus corona, menurut juru bicara pemerintah Palestina pada Sabtu (7/3). Kota Betlehem, di Tepi Barat dilaporkan sepi sejak Jumat (6/3).
"Terdapat 15 anggota delegasi asal Amerika di hotel tersebut. Mereka masih berada di sana dan sedang ditangani sesuai dengan prosedur karantina seperti yang lainnya," kata juru bicara, Ibrahim Melhem, kepada Reuters.
Otoritas Palestina menyatakan status darurat di wilayah Palestina setelah belasan kasus virus corona dikonfirmasi di Kota Bethlehem. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, pada Jumat (6/3), jumlah orang yang terpapar corona bertambah menjadi sembilan. Penduduk mengkritik Israel dan Otoritas Palestina mengambil langkah keras di Tepi Barat daripada di dalam Israel-nya sendiri.
Beberapa penduduk juga curiga terhadap motif di balik keputusan Israel untuk menutup kota. Seorang pemilik hotel dan anggota asosisasi hotel kota, Fadi Katan mengatakan, jumlah korban di Tepi Barat dan Israel berbanding cukup jauh untuk memutuskan mengisolasi kota.
"Ada tujuh orang yang terinfeksi di sini dan di Israel ada 17, tetapi tidak ada yang berpikir untuk mengunci kota. Mereka yang sakit di Betlehem berasal dari orang-orang yang datang ke sini melalui Israel, jadi alasan di balik seluruh keputusan tidak jelas," ujar Katan seperti dikutip Haaretz, Sabtu (7/3).