Senin 09 Mar 2020 11:09 WIB

Saksi Kerusuhan India Selamatkan 60 Muslim Selama Perpecahan

Dalam sekali perjalanan, mereka mengangkut dua hingga tiga orang sekaligus.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agus Yulianto
Sekelompok Muslim berkerumun di belakang sebuah truk mini dan meninggalkan daerah itu setelah kerusuhan Selasa di New Delhi, India, Rabu, 26 Februari 2020.
Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Sekelompok Muslim berkerumun di belakang sebuah truk mini dan meninggalkan daerah itu setelah kerusuhan Selasa di New Delhi, India, Rabu, 26 Februari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ketika segerombolan perusuh mengamuk di timur laut Delhi dua pekan lalu, seorang pria dan putranya menyelamatkan 60 orang di wilayah Gokulpuri.

Dengan mengendarai sepeda motor dan skuter, Mohinder Singh dan putranya, Inderjeet, mengangkut sekitar 60 Muslim dari Gokulpuri ke tempat aman di lingkungan Kardampuri. Mohinder mengatakan, kekerasan itu menyegarkan ingatannya tentang kerusuhan anti-Sikh yang terjadi pada 1984.

Dilansir di Newsbytesapp, pria yang menjabat sebagai Presiden Asosiasi Pasar Lokal ini mengingat kembali suasana tegang ketika gerombolan perusuh mengeroyok Gokulpuri pukul 5 sore pada 24 Februari.

Khawatir dengan kerumunan asing tersebut, beberapa keluarga Muslim memutuskan untuk melarikan diri dari lingkungan itu. Karena itu pula, pria berusia 53 tahun ini lantas memanggil putranya. Duo ayah-anak itu memindahkan keluarga-keluarga itu ke Kardampuri sekitar satu kilometer jauhnya dengan kendaraan roda dua. Dalam sekali perjalanan, mereka mengangkut dua hingga tiga orang sekaligus.

"Kami tidak memiliki banyak sumber daya, tetapi kami mengambil sepeda dan skuter kami dan mulai membawa orang pergi," ujarnya dikutip di Newsbytesapp, Senin (9/3).

Dia lalu menambahkan, selama kerusuhan tahun 1984, keluarga Hindu-lah yang menyelamatkan mereka. Namun, selama kerusuhan ini, ia tidak lagi melihat komunitas mana yang akan diselamatkan.

"Itu karena kemanusiaan dan kami hanya ingin menyelamatkan manusia, terlepas dari apa pun agama mereka," ucapnya.

Ketika massa membakar rumah lokal, sang anak mengamankan setidaknya 10 tabung gas dari gedung. Dia juga berusaha memadamkan api menggunakan selang dari pompa terdekat.

Mohinder mengatakan, ia juga mengikat turban Sikh di atas kepala Muslim untuk menyembunyikan identitas mereka. Gerombolan perusuh itu disebut mengangkat slogan-slogan pro Modi.

Segala jenis kattarpanti (ekstremisme) menurut dia tidak pernah baik. Massa yang memaksa masuk disebut kebanyakan dari orang luar.

Ketika menyelidiki bagaimana orang luar tahu rumah dan toko mana yang milik Muslim, Mohinder menambahkan, mereka tidak akan tahu. "Jadi, Anda memiliki jawaban Anda."

Kekerasan di Delhi dimulai pada 23 Februari antara pengunjuk rasa pro dan anti-CAA (Citizenship Amendment Act). Kekerasan berlangsung selama tiga hingga empat hari. Kepolisian pada Sabtu (7/3) lalu menyebut mekerasan itu menewaskan 53 orang dan lebih dari 200 lainnya terluka.

Polisi telah mendaftarkan 690 kasus dan menangkap atau menahan 2.193 orang.  Penangkapan meliputi 50 kasus di bawah Undang-Undang Senjata. Satu-satunya penembak yang diketahui ditangkap adalah seorang Shahrukh.  

 

Sumber :

https://www.newsbytesapp.com/timeline/India/58415/272385/delhi-violence-father-son-duo-who-saved-60-muslims

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement