REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Pemerintah Irlandia akan menggelontorkan paket dana senilai 3,44 miliar dolar AS untuk layanan kesehatan terkait virus corona baru atau Covid-19, Senin (9/3) waktu setempat. Dana itu termasuk untuk meningkatkan upah pekerja yang sakit dan menawarkan bantuan likuiditas untuk bisnis yang terkena dampak virus.
Sebuah paket yang dapat menelan biaya hingga 2,4 miliar euro telah disepakati untuk penanggulangan manfaat penyakit sehingga semua pekerja dapat mematuhi saran medis jika mereka perlu mengisolasi diri. Sementara, departemen kesehatan akan memberikan tambahan 435 juta euro yang dialokasikan bagi Eksekutif Layanan Kesehatan untuk menangani peningkatan permintaan layanan.
Paket lainnya diperuntukkan bagi bisnis senilai 200 juta euro dalam dukungan likuiditas untuk perusahaan-perusahaan yang terkena dampak virus corona. Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan, dana diatur dari "no deal Brexit" tahun lalu tetapi sekarang akan dirancang ulang.
Dalam perkembangan lain, komite telah memutuskan untuk membatalkan semua Patrick's Day Parades di seluruh negeri atas saran dari pejabat kesehatan. Hal itu termasuk acara utama di Dublin yang menarik hingga setengah juta penonton ke ibu kota setiap tahun.
Varadkar mengatakan, ada banyak informasi tentang virus corona yang tidak kita ketahui dan sementara itu tidak bisa dihentikan, tetapi itu bisa diperlambat. "Sekitar 50-60 persen populasi dapat tertular Covid-19. Irlandia harus mengatasi sebaik mungkin, meski ini bukan situasi biasa," ujarnya dilansir media Irlandia, Raidio Teilifis Eireann (RTE), Selasa (10/3).
Sejauh ini, 21 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi di Republik Irlandia. Kasus-kasus baru yang diumumkan adalah penularan dalam komunitas dari seorang pria dalam perawatan intensif di rumah sakit swasta Bon Secours di Cork, dan seorang perempuan di timur negara itu.
Lebih dari 1.000 orang kini telah diuji virus di Republik Irlandia. Menteri Kesehatan Irlandia Utara Robin Swann mengatakan 222 orang kini telah diuji di Utara untuk Covid-19, dengan 12 kasus positif.
Dari lima kasus terbaru yang diumumkan, Swann mengatakan dua pasien baru-baru ini bepergian ke Italia utara. Tiga kasus yang tersisa dapat ditelusuri ke kasus yang dilaporkan sebelumnya, yang melibatkan perjalanan baru-baru ini ke Italia utara.