REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang bocah lelaki berusia 10 tahun dan ibunya telah diselamatkan setelah 52 jam terperangkap dalam reruntuhan hotel. Keduanya terjebak dalam reruntuhan hotel yang dijadikan karantina virus corona di China tenggara. Mereka berhasil keluar dengan keadaan selamat meski dengan penggalian yang cukup lama pada Senin (9/3).
Video yang dirilis oleh penyelamat menunjukkan keduanya ditarik dari puing-puing hotel. Lokasi anak laki-laki dan ibunya itu ditemukan Senin malam. Mereka dibebaskan sekitar tengah malam setelah tiga jam penggalian dengan susah payah oleh petugas penyelamat.
Hotel tersebut berada di kota Quanzhou. Tempat tersebut ditunjuk pemerintah sebagai wilayah karantina bagi orang-orang yang diduga terkena virus corona.
Korban tewas dalam ambruknya bangunan itu naik menjadi 18 orang dengan 12 orang masih dinyatakan hilang pada Selasa (10/3). Dilaporkan sebanyak 71 orang telah berada di dalam hotel ketika bangunan hancur hanya dalam hitungan detik.
Penyebab robohnya bangunan hotel tersebut masih dalam penyelidikan. Meskipun ada dugaan terjadi masalah pengerjaan struktural di bagian area bawah. Kantor berita resmi China Xinhua melaporkan, dua supermarket di lantai pertama sedang direnovasi.
Sebuah pilar dilaporkan berubah bentuk beberapa menit sebelum bangunan itu ambruk. Konstruksi bangunan dimulai pada 2013 dan diubah menjadi hotel ekspres pada 2018.
Sebagian besar wilayah China mengarantina orang-orang dari daerah berisiko tinggi atau bahkan mereka yang bepergian ke luar negeri. Mereka diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari sebelum kembali ke rumah.