REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Festival Holi di India yang biasanya dirayakan dengan penuh kemeriahan saling lempar aneka bubuk warna serta disiram air, kini terlihat sepi. Hal ini terjadi akinat kekhawatiran virus corona.
Festival musim semi selama dua hari itu merupakan pesta penuh taburan warna, dengan masyarakat saling mengolesi bubuk warna hijau, kuning dan juga merah di wajah mereka. Namun virus corona, yang menjangkit hampir 40 orang di India, tampaknya akan merampas kesenangan tahun ini.
Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan, ia absen merayakan Holi tahun ini. Pemerintah India sebelumnya membuat himbauan agar masyarakat menghindari berpartisipasi salam pertemuan besar.
Para pedagang juga mengeluh terkait rumor soal bubuk warna warni dan pewarna yang digunakan dalam festival tersebut yang diimpor dari China. Hal ini sangat merugikan mereka.
"Pelanggan anjlok sedikitnya 50 hingga 60 persen, biasanya saat ini pasar sangat ramai namun kini terlihat sepi," kata Suresh Singh, penjual bubuk di Ibu Kota Negara Bagian Uttar Pradesh, Lucknow, dilansir reuters, Selasa (10/3).
Singh mengatakan, ia tidak menjual bubuk asal China. Bubuk warna warni miliknya asli buatan New Delhi.
Perayaan Holi juga dilakukan sebagian masyarakat pinggiran Kota Mumbai dengan membuat patung raksasa virus corona dan kemudian membakarnya. Kaum perempuan menyanyikan lagu untuk mengusir virus, sambil berkata "pergilah", menurut video yang beredar di media sosial.