REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengunjungi Wuhan pada Selasa (10/3). Kunjungan ini merupakan pertama kali dilakukan Xi Jinping sejak kota itu menjadi pusat wabah virus coronabaru, COVID-19, yang mulai muncul akhir 2019.
Kunjungan Xi ke Wuhan dilakukan setelah angka penyebaran akibat infeksi virus tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan di seluruh wilayah China sejak pekan lalu.
Saat ini, Pemerintah China mulai beralih ke upaya pencegahan kasus infeksi "impor", yaitu saat wabah virus terjadi di beberapa negara dengan jumlah kasus tinggi, seperti Korea Selatan, Italia, dan Iran.
Kantor berita China Xinhua memberitakan bahwa dalam kunjungan tersebut Xi akan menyambangi dan menyampaikan rasa terima kasih kepada para pekerja medis, pejabat dan prajurit militer, pekerja sosial, anggota polisi, serta para pejabat dan relawan yang telah berjuang melawan epidemik di garda depan, juga pasien dan masyarakat.
"Jelas bahwa Xi tidak dapat mengunjungi Wuhan lebih awal karena risiko yang sangat tinggi dirinya akan tertular virus itu," kata Zhang Ming, profesor di Universitas Renmin, Beijing, kepada Reuters.
Zhang menambahkan, "Dia di sana saat ini untuk menuai hasil dari upaya yang dilakukan. Keberadaannya di sana mungkin berarti Partai Komunis China akan segera mengumumkan kemenangan melawan virus corona."
Sebelumnya, China mendapatkan kritik dari dalam dan luar negeri atas penanganan wabah dengan menekan penyebaran informasi serta meremehkan risikonya. Namun, upaya keras negara itu dalam hal pengendalian, termasuk penutupan Kota Wuhan serta Provinsi Hubei yang menjadi lokasi wabah mulai muncul, ternyata efektif menahan penyebaran wabah.