REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan lonjakan kasus virus corona jenis baru atau Covid-19, Rabu (11/3). Hal itu terjadi ketika pihak berwenang menguji ratusan staf di sebuah pusat kota di mana virus itu muncul, yakni Daegu.
Lonjakan kasus itu, membalikkan penurunan infeksi selama 11 hari di Korsel. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan, sebanyak 242 kasus baru dilaporkan dibandingkan dengan hanya 35 kasus sehari sebelumnya.
Total keseluruhan orang yang terinfeksi di Korsel kini menjadi 7.755. Sementara kematian akibat virus corona menjadi 60.
Pihak berwenang mengatakan sedang menguji 200 staf yang bekerja di mana kasus pertama ditemukan. Mereka juga bekerja sambil memantau orang lain di angkatan kerja pusat hingga 800 orang.
Lebih dari 140 infeksi baru terjadi di kota Daegu yang paling parah dilanda virus corona. Selain itu, virus menular di provinsi terdekat Daegu, Gyeongsang Utara.
"Telah ada tren stagnasi dalam kasus Daegu meskipun sedikit meningkat hari ini," kata Yoon Tae-ho, direktur jenderal kebijakan kesehatan masyarakat.
Penghitungan kasus harian di Korsel melonjak pada 29 Februari lalu. Saat itu, 909 orang dilaporkan terpapar virus ketika pihak berwenang menguji sekitar 200 ribu pengikut sebuah gereja Kristen di kota Daegu.
Seiring berjalannya waktu, jumlah kasus melambat dalam beberapa hari terakhir. Hal itu meningkatakan harapan bahwa Korsel dapat mengendalikan virus corona.
Kendati demikian, kelompok-kelompok baru di pusat Seoul, dan di antara para guru dan siswa dari sebuah sekolah dansa dengan kelas-kelas di seluruh negeri, telah membuat pihak berwenang dalam siaga tinggi untuk lonjakan baru infeksi. Sebanyak 52 dari infeksi terbaru di Seoul telah dilaporkan.