REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menyatakan satu orang positif Covid-19 di Brunei pernah menghadiri ijtimak tabligh di Masjid Sri Petaling Kuala Lumpur antara 28 Februari hingga 1 Maret 2020. Acara tersebut melibatkan 10 ribu orang dari berbagai negara termasuk Malaysia.
"Siapa saja yang telah menghadiri ijtimak tabligh yang telah berlangsung di Masjid Sri Petaling diminta menghubungi KKM di kantor kesehatan daerah masing-masing. Bersama-sama kita membendung penularan wabah Covid-19 di Malaysia," ujar Dirjen Kesehatan KKM, Noor Hisham Abdullah, Rabu (11/3).
Dia mengatakan International Health Regulations (IHR) Focal Point (FP) Brunei telah menginformasikan kepada IHR FP Malaysia mengenai kasus yang disahkan Covid-19 terdeteksi di negara tersebut. "Kasus tersebut dilaporkan mempunyai sejarah menghadiri pertemuan tabligh di Masjid Sri Petaling pada 27 Februari 2020 hingga 1 Maret 2020," katanya.
Berdasarkan informasi awal, katanya, pertemuan tabligh ini melibatkan peserta dari Malaysia 5.000 orang lebih, karena itu semua Kantor Kesehatan Negara Bagian sedang menjalankan penyelidikan lebih lanjut mengenai persoalan ini di tempat masing-masing. Sehubungan dengan kejadian Covid-19 di Brunei, KKM menasihatkan mereka yang telah menghadiri tabligh ini sekiranya mengalami gejala Covid-19 diminta menghubungi Kantor Kesehatan Daerah terkait.
"Sekiranya tidak mengalami gejala untuk melakukan jarak sosial (social distancing) sekurang-kurangnya satu meter dari orang lain selama 14 hari dari tanggal akhir menghadiri pertemuan tersebut," katanya.
KKM menyerukan agar semua yang telah menghadiri pertemuan tersebut melakukan kerja sama kepada KKM untuk memastikan terjangkitnya Covid-19 tidak terus merebak dalam komunitas. "Semua pertemuan yang melibatkan orang banyak (mass gathering) ditangguhkan untuk mencegah kemungkinan terjangkitnya Covid-19. Jika mengalami gejala saluran pernapasan, dinasihatkan agar tidak menghadiri program yang melibatkan orang banyak atau tempat yang padat termasuk aktivitas keagamaan," katanya.