REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Amerika Serikat (AS) yang sehat didesak untuk menyumbangkan darah dan trombositnya. Hal ini dilakukan karena sangat bahaya bagi rumah sakit apabila sampai kekurangan stok darah.
"Rumah sakit akan kesulitan apabila jumlah pasien infeksi covid-19 meningkat," kepala petugas medis dan ilmiah Vitalan, Dr Ralph Vassallo dilansir dari Foxnews, Kamis (12/3).
Menurut Vassallo, rumah sakit sangat khawatir apabila tidak memiliki cukup darah untuk korban trauma dan pasien kanker. Itulah kenapa, kata dia, sangat penting bagi mereka yang sehat untuk menyumbangkan darahnya.
Palang Merah AS melaporkan sejumlah pembatalan sumbangan darah. Sejauh ini menurut Palang Merah AS, ada sekitar 125 pendonor darah yang telah membatalkan yang mengakibatkan hilangnya sekitar 3.500 sumbangan.
Mereka hanya mengumpulkan darah dari donor yang sehat dan memenuhi syarat. Mereka yang hendak mendonorkan darahnya harus mengikuti protokol keselamatan, termasuk secara rutin menyeka area donor dengan menggunakan kit steril, dan mengurangi kontak dengan siapa saja yang diduga memiliki Covid-19.
Sedangkan mereka yang hendak mendonorkan darahnya tapi sebelumnya memiliki riwayat perjalanan ke China, Hong Kong, Makau, Iran, Italia, dan Korea Selatan diminta untuk menunda selama 28 hari. Termasuk juga kepada mereka yang telah didiagnosis dengan Covid-19 atau yang telah melakukan kontak dengan pasien corona.
Sedangkan mereka yang sehat dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara dengan wabah corona didesak untuk menepati janji mereka yang sudah dibuat untuk donor.
"Kami meminta warga Amerika untuk menjaga suplai darah agar tetap stabil selama masa yang penuh tantangan ini," kata Presiden Red Cross Blood Services, Chris Hrouda dalam siaran persnya.
Darah-darah yang didonorkan akan diperiksa kembali dan diproses secara menyeluruh. Sehingga siap digunakan untuk pasien yang membutuhkan transfusi darah.
Pasien-pasien ini mungkin termasuk mereka yang mengalami cedera serius, operasi, melahirkan, anemia, kelainan darah atau perawatan kanker, serta penyakit lainnya.
"Ketika kekhawatiran akan virus corona meningkat, partisipasi donor yang rendah dapat membahayakan ketersediaan darah di rumah sakit, dan hal terakhir yang dikhawatirkan seorang pasien adalah apakah darah pendonor ini akan tersedia ketika mereka membutuhkannya," ujar Hrouda.