Kamis 12 Mar 2020 14:36 WIB

Meksiko Buka Investasi Minyak dan Gas

Ekonomi Meksiko terguncang karena virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Mexico City, Meksiko(flickr)
Foto: flickr
Mexico City, Meksiko(flickr)

REPUBLIKA.CO.ID, ACAPULCO -- Menteri Keuangan Meksiko Arturo Herrera mengatakan negaranya akan mengundang perusahaan swasta untuk berinvestasi dalam proyek minyak dan gas. Tujuannya untuk membantu perekonomian negara itu yang terguncang karena virus corona.

Namun, Herreta mengatakan hingga kini belum ada rencana untuk segera membuka lelang. Ia menambahkan kapan dan berapa banyak perusahaan bisa berinvestasi akan segera diumumkan.

Baca Juga

"Tidak hanya garis besarnya, kami akan memberitahu mereka proyeknya di sini, di sini dan di sini, jumlah dan ukuran investasi yang dibuka," kata Herrera di sela-sela konferensi perbankan di Acapulco, Kamis (12/3).  

Di bawah pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, Meksiko mengejar pendekatan yang lebih statis dalam sektor energi. Mereka menangguhkan lelang kilang minyak setelah sempat tertunda beberapa pekan. Pada pekan lalu Lopez Obrador mengatakan pemerintah akan mengumumkan rencana energi ini pada Maret.

Tujuan keseimbangan investasi publik dan swasta ini belum jelas. Sebab, masih ada perbedaan opini di kabinet pemerintah dalam kebijikan energi.

Pada pekan lalu sektor swasta Meksiko juga telah mempresentasikan paket investasi energi ke pemerintah senilai hampir 92 miliar dolar AS. Herrera mengatakan beberapa proposal itu dapat diadopsi.

Beberapa anggota pemerintah yakin menarik modal swasta sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut mereka membuka kembali lelang juga akan mengirimkan pesan yang kuat kepada investor, Meksiko terbuka untuk bisnis.

Sebelumnya Herrera sempat memberi sinyal larangan lelang harus dipertimbangkan kembali. Tapi hingga saat ini larangan tersebut masih berlaku. Herrera juga mengatakan lelang proyek gabungan untuk perusahaan milik negara  Petroleos Mexicanos (Pemex) tidak dapat dilakukan karena wabah virus korona menyebabkan permintaan turun dan kesepakatan produksi di antara produsen besar tidak berjalan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement