REPUBLIKA.CO.ID, SAINTES -- Seorang pensiunan ahli bedah di Prancis menghadapi tuduhan melakukan pelecehan seksual kepada 349 anak muda selama beberapa dekade. Laporan yang mayoritas terjadi oleh pasien di rumah sakit itu menjadi kasus terburuk yang pernah muncul di negara tersebut.
Pembukaan sidang terjadi di kota Saintes pada Jumat (13/3). Proses ini menyangkut empat orang yang diduga menjadi sasaran Joel Le Scouarnec, termasuk dua keponakannya.
Keluhan hukum lain terhadap dokter berusia 69 tahun ini telah menumpuk sejak investigasi awal selesai. Saat ini jaksa sedang mempersiapkan tindakan lebih lanjut setelah persidangan itu.
Kasus pertama mencapai simpatisan pada 2017. Ketika itu seorang tetangga berusia enam tahun memberi tahu ibunya bahwa Le Scouarnec mengekspos dirinya dan melecehkan anak perempuan di pagar antara properti keluarga itu.
Dalam pencarian bukti di rumah Le Scouarnec, investigator menemukan lebih dari 300 ribu gambar anak dan pornografi lainnya. Terdapat pula buku catatan yang merinci kekerasan seksual terhadap anak perempuan dan laki-laki dari tahun 1989 hingga 2017.
Di samping menyebutkan setiap nama anak yang menjadi korban, terdapat komentar tentang sifat dari tindakan seksual yang ditimbulkan. Le Scouarnec mengakui kepada investigator kalau dia telah menahan diri kepada anak-anak, termasuk keponakannya. Dia mengatakan, menetapkan batas untuk dirinya sendiri dan membantah melakukan penetrasi penuh serta mengklaim buku hariannya hanya fantasi saja.
Jaksa regional Laureline Peyrefitte mengatakan pada konferensi pers di Desember, jumlah calon korban dari tindakan Le Scouarnec telah mencapai 349 pada saat itu. Sebanyak 229 anak yang disebutkan dalam buku catatan itu telah ditanyai secara langsung per Maret.
Kantor Kejaksaan menyatakan sebanyak 200 orang telah mengajukan keluhan resmi. Namun banyak insiden yang terjadi terlalu lama untuk mengajukan tuntutan.
Penyelidik mengatakan di bawah perlindungan tindakan medis, dokter itu secara seksual mengambil keuntungan dari anak-anak begitu sendirian di kamar rumah sakit. Strateginya adalah melepaskan kekerasan seksual sebagai bentuk profesional dan sengaja menargetkan pasien muda yang mungkin tidak ingat atau mengerti kondisi yang sedang terjadi.
Menurut buku harian yang ditulis Le Scouarnec, dia juga menargetkan anak-anak yang lebih besar di ruang operasi ketika sedang tidur atau di bawah anestesi. Dengan korban yang begitu muda atau tidak sadar, dia mampu bertindak tanpa agresi atau ancaman.
Dokter bedah itu sebenarnya telah dijatuhi hukuman penjara selama empat bulan tahun 2005 karena memiliki dan mengimpor gambar porno anak. Atas terkuaknya kasus pelecehan itu, Le Scouarnec menghadapi hukuman 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.