Senin 16 Mar 2020 01:45 WIB

190 Kasus Corona Baru di Malaysia, Mayoritas Terkait Tabligh

Setidaknya sudah ada 428 kasus infeksi Corona di Malaysia.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada tamu dan WNI yang berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (5/3/2020).(Antara/Agus Setiawan)
Foto: Antara/Agus Setiawan
Petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada tamu dan WNI yang berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (5/3/2020).(Antara/Agus Setiawan)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Jumlah kasus baru COVID-19 di Malaysia bertambah. Setidaknya, dilaporkan ada 190 kasus baru pada Ahad (15/3).

Sepertin dilansir di laman Channel News Asia, sebagian besar dari angka itu terkait dengan acara keagamaan di sebuah masjid. Acara itu dihadiri oleh lebih dari 16 ribu orang dari beberapa negara.

Baca Juga

Kasus-kasus baru ini menjadikan jumlah total infeksi di negara itu menjadi 428 kasus. Artinya, Malaysia saat ini menjadi negara yang paling terpukul atas adanya wabah virus ini, di Asia Tenggara hingga saat ini.

Menurut Kementerian Kesehatan Malaysia, saat ini, ada sembilan pasien dalam perawatan intensif dan menerima bantuan pernapasan. Lalu, sebanyak tujuh pasien juga baru saja keluar dari Rumah Sakit Sungai Buloh karena sembuh. Hal itu menjadikan jumlah total pasien yang pulih di Malaysia menjadi 42 orang.

Kementerian Kesehatan menyatakan, mereka melakukan penyelidikan dalam pertemuan keagamaan sedang berlangsung.  Kementerian juga mendesak peserta acara tabligh di Masjid Jamek Sri Petaling untuk menghubungi pihak berwenang.

Menteri Kesehatan Dr Adham Baba mengatakan semua peserta acara dan kontak dekat mereka akan ditempatkan di bawah karantina wajib selama 14 hari. Dia menambahkan pemerintah Malaysia akan mengadakan pertemuan khusus pada Senin untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut untuk mengatasi penyebaran COVID-19 di negara tersebut.

Sementara Perdana Menteri Muyiddin Yassin mengatakan pada Jumat bahwa negara itu menghadapi infeksi "gelombang kedua".

Dia menekankan, sebagai upaya menahan penyebaran virus, semua pertemuan termasuk pertemuan internasional, olahraga, acara sosial dan keagamaan akan dibatalkan atau ditunda hingga setelah April.

Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) sebelumnya merilis daftar 10 masjid yang dikunjungi oleh lima warga Singapura yang dinyatakan positif COVID-19. Masjid-masjid itu dikunjungi setelah mereka menghadiri pertemuan keagamaan massal Masjid Jamek Sri Petaling di Malaysia.

"Sejauh ini (Kementerian Kesehatan Singapura) upaya penelusuran kontak telah mengungkapkan bahwa orang-orang yang dites positif mengunjungi total 10 masjid selama masa infeksi mereka," kata MUIS melalui juru bicaranya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement