Senin 16 Mar 2020 22:23 WIB

PM Malaysia Tutup Kantor, Tempat Usaha, Hingga Sekolah

Kebijakan ini berlaku dari 18 hingga 31 Maret untuk menyikapi meluasnya Corona.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin.
Foto: Antara/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan, langkah 'pembatasan gerak'  secara nasional mulai Rabu (18/3) hingga Selasa (31/3) menyusul wabah virus korona baru.

Pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan itu di bawah Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 dan Undang-Undang Kepolisian 1967.

Baca Juga

"Prioritas pemerintah sekarang adalah untuk menghindari penyebaran infeksi baru, yang akan mempengaruhi lebih banyak orang," kata PM dalam siaran langsung pengumuman khusus di Astro Awani, RTM, TV3 dan BernamaTV mengutip Malay Mail, Senin (16/3).

 

"Karena itu, tindakan drastis perlu diambil. Pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan 'pembatasan ketertiban gerakan' mulai dari 18 Maret hingga 31 Maret," katanya menambahkan.

Muhyiddin mengatakan, melalui kebijakan ini bahwa semua tempat usaha harus ditutup, terkecuali perusahaan seperti supermarket dan toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Seluruh kegiatan di tempat pemerintah dan swasta akan ditutup selama kebijakan ini dilakukan, kecuali untuk layanan penting seperti utilitas, telekomunikasi, transportasi, perbankan, kesehatan, apotek, pelabuhan, bandara, pembersihan dan persediaan makanan. 

Kegiatan berkumpul di ruang publik termasuk aktivitas keagamaan, pertemuan olah raga, termasuk kesenian dan kebudayaan juga dilarang. Semua sekolah dan institusi pendidikan juga ditutup.

Menurut Muhyiddin, semua warga Malaysia juga akan dilarang bepergian ke luar negeri. Turis asing juga tak diizinkan masuk ke negara Malaysia.

Hingga kini, meski beluma da laporan kematian akibat virus korona baru, Malaysia mencatat 553 kasus infeksi Covid-19. Sebanyak 138 kasus baru dilaporkan hari ini.

Sebagian besar pasien adalah peserta acara keagamaan di sebuah masjid yang dihadiri lebih dari 10 ribu orang dari sejumlah negara.

Otoritas kesehatan Malaysia mengungkapkan, antara 27 Februari dan 1 Maret lalu, sekitar 16 ribu orang menghadiri pertemuan keagamaan di sebuah masjid di dekat Kuala Lumpur. Sekitar 14.500 peserta adalah warga Malaysia dan sisanya datang dari berbagai negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement