REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Turki melaporkan kematian pertama akibat virus Covid-19 pada Rabu (18/3). Sementara jumlah kasus infeksi bertambah dua kali lipat menjadi 98.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan korban meninggal adalah warga berusia 89 tahun. Dia terinfeksi Covid-19 setelah melakukan perjalanan ke China.
Sepanjang Selasa (17/3) Turki mendeteksi 51 kasus baru Covid-19. “Sebagian besar dari mereka yang dites positif mulai pulih,” kata Koca dikutip laman Aljazirah.
Turki telah mengevakuasi 2.800 warganya dari sembilan negara Eropa. Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan proses evakuasi selesai pada Rabu pagi waktu setempat. Mereka yang dipulangkan harus menjalani masa karantina selama 14 hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Eropa sebagai pusat baru wabah Covid-19 setelah China.
Meskipun kasus infeksi bertambah, Pemerintah Turki menepis rumor bahwa mereka akan memberlakukan keadaan darurat atau jam malam. ”Langkah-langkah restriktif komprehensif semacam itu tidak ada dalam agenda kami,” ujar Kepala Direktorat Komunikasi Turki Fahrettin Altun.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan memimpin rapat pembahasan penanganan wabah Covid-19 pada Rabu. Dampak ekonomi yang mulai timbul diperkirakan turut dibahas dalam pertemuan tersebut.