REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Mantan senator Australia yang memberikan komentar rasis tentang penembakan Christchurch dinyatakan bangkrut. Tahun lalu mantan senator dari sayap konservatif Fraser Anning dilempari telur oleh remaja bernama Will Connolly karena pernyataannya tentang penembakan massal di Selandia Baru.
Dilansir dari Junkee pada Selasa (18/3), Anning dikejar oleh Bendigo Bank anak perusahaan ABL Nominees karena berhutang senilai 185 ribu dolar AS. Uang itu ia gunakan untuk membangkitkan bisnis pertaniannya yang gagal.
Junkee melaporkan berdasarkan halaman Facebook miliknya, kemungkinan Anning sedang berada di Kalifornia, Amerika Serikat (AS) bersama keluarganya. Ia sudah berada di sana sejak gagal terpilih kembali dalam pemilihan 2019.
Menurut media Australia Courier Mail, Anning sudah lama dinyatakan bangkrut. Anning dan istrinya yang juga dinyatakan bangkrut tidak pernah menanggapi panggilan pengadilan.
Pengadilan sudah menyatakan Anning bangkrut pada 15 Juli 2019. Kasusnya dimulai sebelum ia naik ke Senat tahun 2017. Saat masih di pemerintahan, Anning melakukan perjanjian pribadi dengan kreditornya untuk membekukan proses yang terus berlanjut hingga ia ditendang dari parlemen.
Anning hanya berhasil duduk di kursi senat ketika Senator Queensland Malcolm Roberts dipaksa mengundurkan diri karena masalah kewarganegaraan. Saat itu Roberts dituduh memiliki dwi kewarganegaraan.
Anning mendapatkan 19 suara lebih banyak dari batas minimal. Pada hari pertamanya ia keluar dari partai One Nation dan membentuk partai sendiri. Ia tidak berhasil terpilih lagi dengan partainya itu.
Dalam penembakan Christchurch yang menewaskan 51 muslim di Selandia Baru, Anning justru bersimpati dengan motif pelaku penembakan. Menurutnya penembakan itu terjadi karena 'tumbuhnya rasa takut terhadap muslim'.