REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut tahun depan sebagai lonjakan produksi. Hal itu dikatakan dalam pidato menyambut tahun baru Persia.

Saluran TV Iran menyiarkan pidato tersebut tidak secara langsung melainkan telah direkam sebelumnya. Jika tahun sebelumnya Khamenei menggambarkan tahun yang bergejolak bagi rakyat Iran, kini ia menyebut sebagai lonjakan produksi.

"Tahun lalu dimulai dengan banjir dan berakhir dengan virus corona dan selama tahun itu kami mengalami gempa bumi dan sanksi. Tetapi puncak dari peristiwa tahun lalu adalah kejahatan teroris Amerika yang membunuh (Qassem) Soleimani," katanya dikutip laman Al Arabiya, Jumat (20/3).

Komandan Revolusi Islam Iran Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari lalu. Khamenei mengatakan tahun 2019 adalah tahun yang cukup menderita bagi rakyat Iran.

"Tahun lalu adalah tahun yang sulit dan penderitaan orang-orang itu tidak kecil. Tetapi selain kesulitan, ada beberapa hal tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bangsa Iran benar-benar bersinar," kata Khamenei.

Menurutnya, sanksi AS memiliki dua dampak tak hanya negatif, namun juga positif. "Sanksi juga punya manfaat. Mereka telah memaksa kami untuk beralih ke fasilitas domestik untuk menyediakan kebutuhan negara," ujarnya.

Khamenei mengatakan fokus pada tahun baru adalah peningkatan produksi, mengikuti tahun lalu, yang merupakan tahun yang  digunakan untuk meningkatkan produksi. "Tahun ini adalah tahun lonjakan produksi. Ini adalah slogan tahun ini. Pejabat harus bertindak dengan cara yang produksi akan menyaksikan lonjakan, Insya Allah, dan bahwa akan ada perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat," katanya.

Dalam rekaman videonya, Khamenei juga berterima kasih kepada semua orang Iran yang terlibat dalam memerangi penyebaran virus corona di negara itu. Dia mengatakan 'penghargaan ilahi' menunggu mereka.

Ikuti Whatsapp Channel Republika