REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Penggemar Muay Thai datang dari seluruh Thailand untuk menghadiri pertandingan besar Muay Thai di Stadion Lumpini Bangkok pada 6 Maret. Lebih dari 100 orang pulang tanpa diketahui telah membawa virus corona dan menyebarkannya lebih luas.
Laporan resmi menyatakan, kasus yang dikonfirmasi dari tiga stadion tinju di Bangkok berjumlah 104 kasus pada Sabtu (21/3). Jumlah itu lebih dari seperempat dari jumlah korban infeksi secara nasional dengan 411.
Pertandingan tersebut membuat kekhawatiran, kalau masih terdapat ratusan orang di seluruh pelosok Thailand yang belum terdeteksi. Kondisi ini akan menjadi bom waktu atas jumlah kasus infeksi dan akan menjadi ancaman serius bagi persiapan kesehatan.
"Semakin banyak orang yang melaporkan diri mereka sendiri, semakin mudah bagi kita untuk melacak orang lain dengan virus sebelum terlambat," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Dr. Thaveesin Visanuyothin.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha telah mengumumkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran COVID-19 pekan lalu. Pengumuman ini termasuk menunda liburan tiga hari besar, menutup sekolah-sekolah, dan mengizinkan gubernur provinsi untuk menutup semua ruang pertemuan.
Prayuth mengatakan, krisis belum mencapai Fase tiga atau sebuah epidemi yang melibatkan penularan virus domestik yang signifikan yang akan memicu lebih banyak pembatasan radikal. Hanya saja, pemerintah tidak bertindak transparan atas kondisi penyebaran virus.
Kondisi ini yang membuat warga tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, hingga akhirnya terjadi peristiwa penyebaran yang besar. Berawal dari penemuan kasus yang terinfeksi adalah sekelompok orang berpesta di sebuah klub malam Bangkok kelas atas dengan seorang pengunjung dari Hong Kong. Otoritas kesehatan mengencam pengunjung pesta karena berbagi minuman dan rokok.
Hanya beberapa hari kemudian, seorang selebriti lokal dalam bidang Muay Thai memposting pesan di akun Instagram. "Ini BUKAN lelucon, bagi mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan saya beberapa hari terakhir, silakan mengambil tindakan pencegahan. Saya memiliki virus Covid-19 #covid 19,” kata Matthew Deane Chanthavanij pada 13 Maret.
Beberapa orang pada awalnya mencemooh Matthew sebagai aksi publisitas, informasi palsu yang dia berikan pun dituntut secara pidana. Padahal, sebelumnya pria kelahiran Australia berusia 41 tahun ini membawa acara pertandingan Stadion Lumpini.
Matthew berada di ruangan acara pertandingan yang berlangsung sejak pukul 18.00 hingga tengah mala waktu setempat. Kerumunan yang menghadiri pertandingan sekitar 5.000 orang dari berbagai wilayah.
Dari sini akhirnya kasus pun meluas, salah satunya Suwan Jitpinit yang melakukan perjalanan 420 kilometer untuk menonton pertandingan yang dibawakan Matthew. Setelah selesai acara dan memutuskan pulang, dia mulai merasa demam dan menggigil.
Ketika pria berusia 37 tahun ini tiba di rumah, dia pergi ke rumah sakit setempat dan didiagnosis menderita tonsilitis. Selama tiga hari kondisinya tidak kunjung membaik, dia pun mencari bantuan dari rumah sakit besar di dekat Phitsanulok.
Setelah mendengar berita tentang Matthew yang positif virus corona, Suwan meminta untuk dites dan hasilnya positif. Istrinya juga terinfeksi dan desa tempat dia tinggal di Sukhothai sekarang dikarantina.
Kondisi serupa pun terjadi pada kepala organisasi administrasi provinsi Chachoengsao, Kitti Paopiamsap. Setelah menonton pertandingan Muay Thai hingga dinyatakan positif virus corona, dia telah menghadiri enam pernikahan, enam pemakaman, tiga pertemuan komunitas dengan dua di antaranya dengan para manula, tiga penahbisan Buddha, tiga pameran, dan setidaknya empat pertemuan publik lainnya.