REPUBLIKA.CO.ID, MADRID — Pemerintah Spanyol berupaya memperpanjang keadaan darurat akibat wabah virus corona Covid-19 hingga 11 April mendatang. Madrid menilai fase terburuk masih belum dilewati.
“Kita sedang berperang,” kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Ahad (22/3). Dia berharap semua pihak berwenang di negaranya menyetujui perpanjangan masa keadaan darurat.
Untuk memperpanjang keadaan darurat, pemerintah perlu memperoleh persetujuan dari parlemen. Partai oposisi utama Spanyol, People’s Party, telah menyatakan dukungan terhadap gagasan tersebut.
Dukungan itu akan memberikan suara yang cukup untuk partai Sanchez, yakni Socialist Party, dan mitra koalisi pemerintah sayap kiri Unidas Podemos, merealisasikan perpanjangan keadaan darurat. Parlemen Spanyol dijadwalkan menggelar sesi pleno pada Rabu (25/3).
Spanyol mengumumkan keadaan darurat terkait Covid-19 pada 14 Maret. Hal itu seharusnya berlangsung selama 15 hari. Di bawah keadaan tersebut, warga dilarang melakukan aktivitas, kecuali ada keperluan mendesak dan penting.
Sanchez memuji warga Spanyol yang berkomitmen tetap tinggal di rumah dan tak berkegiatan di luar ruangan. “Kita berharap bahwa dengan tindakan yang begitu drastis, dramatis, dan sulit ini, kita dapat menekuk kurva (kasus) virus corona,” ujarnya.
Pada Ahad, jumlah kematian akibat Covid-19 di Spanyol meningkat dari 1.326 menjadi 1.720 jiwa. Angka infeksi pun bertambah dari 24.926 menjadi 28.572 kasus. Data itu menempatkan Spanyol sebagai negara kedua di Eropa yang paling parah terdampak wabah Covid-19.