REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) memeriksa lebih dari 1.440 penumpang yang berasal dari Eropa. Langkah yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona baru saat Negeri Ginseng memperketat perbatasan mereka.
Korsel berusaha mencegah penumpang dari Eropa yang sakit masuk ke negara mereka. Pada Senin (23/3) Kantor Perdana Menteri Korsel Chung Se-kyun mengatakan 152 penumpang yang tiba pada Ahad (22/3) kemarin diperiksa di fasilitas isolasi bandara karena merasa demam dan sesak napas.
Kantor perdana menteri menambahkan 1.290 penumpang lainnya dibawa ke pusat pelatihan karyawan perusahaan SK Group di Incheon. Sejauh ini sudah enam orang yang diizinkan pulang setelah dinyatakan negatif.
Sejak Ahad kemarin Korsel mulai memeriksa semua penumpang yang datang dari Eropa dan mewajibkan swakarantina selama 14 hari. Hal ini berlaku tidak hanya bagi orang asing dari Eropa tapi juga warga Korsel yang baru pulang dari sana.
Chung mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk memperluaskan kebijakan ini ke penumpang yang datang dari Amerika Utara. Antara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Hingga saat ini berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University, Korsel sudah mengonfirmasi 8.897 kasus virus corona. Sebanyak 2.909 dinyatakan sembuh sementara 104 pasien meninggal dunia.