REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Pemerintah Rusia mengaktifkan lebih dari 100 ribu kamrea pengawas pengenal wajah bagi warganya yang tidak menaati peraturan karantina. Hal ini dilakukan dalam perjuangan melawan penyebaran virus corona tipe baru atau Covid-19 di Rusia.
Moskow meluncurkan teknologi sebelum pandemi ini mencapai Rusia. Pemerintah mengabaikan protes dan keluhan hukum atas pengawasan negara yang terbilang sangat canggih.
Sejak bulan lalu, ribuan orang Moskow dikarantina di rumah masing-masing selama 14 hari. Karantina ini bersifat wajib setelah orang-orang kembali dari negara-negara yang dilanda virus.
Polisi telah mencatat rincian data mereka. Polisi juga memperingatkan bahwa menyelinap ke kota dengan 16 juta penduduk dan pengunjung harian dapat menyebabkan hukuman penjara lima tahun atau deportasi bagi orang asing.
"Kami terus-menerus memeriksa bahwa peraturan ini dipatuhi, termasuk melalui penggunaan sistem pengenalan wajah otomatis," ujar Wali kota Moskow Sergei Sobyanin dalam blognya pada Februari lalu dikutip Channel News Asia, Selasa (24/3).
Ibu kota Rusia ini sudah memiliki jaringan ketat dari 170 ribu kamera keamanan. Kamera dipasang di sudut-sudut jalan dan stasiun metro di seluruh kota selama dekade terakhir.
Sekitar 100 ribu kamera kini telah dikaitkan dengan sistem kecerdasan buatan yang dapat mengidentifikasi orang yang diterekam video. Kamera yang tersisa akan segera terhubung.
Polisi Moskow mengatakan bahwa kamera yang terhubung memungkinkan mereka mengidentifikasi hampir 200 orang yang melanggar aturan karantina. Seperti halnya kamera, Rusia mengatakan sedang menggunakan berbagai teknologi untuk melawan virus termasuk konsultasi telemedicine, pemantauan rak supermarket secara real-time, serta mengidentifikasi dan menghilangkan berita palsu dari media sosial.
Sobyanin mengatakan pihak berwenang memiliki kontak dan alamat kantor untuk 95 persen dari mereka yang dikarantina setelah kembali dari negara-negara berisiko tinggi. "Kami telah mengidentifikasi di mana mereka berada," kata wali kota. Ia sekaligus mengepalai kelompok kerja untuk memerangi virus yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pekan lalu Presiden Putin telah melakukan tur ke pusat teknologi tinggi yang dibentuk untuk memantau situasi virus dan respons Rusia terhadap pandemi global ini. Hingga Senin (23/3), Rusia melaporkan 438 kasus infeksi Covid-19, kebanyakan dari mereka di Moskow. Satu orang yang terinfeksi telah meninggal tetapi petugas tidak menghubungkan kematian dengan virus.