REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir dan ibu kotanya Kairo, mulai menerapkan jam malam pada Rabu (25/3). Kota yang berpenduduk 20 juta orang itu pun sepi karena peraturan untuk membatasi aktivitas selama penyebaran virus corona.
Di kota yang tidak pernah tidur di Mesir itu, biasanya restoran dan kafe selalu buka sampai dini hari. Namun, setelah jam mala diberlakukan, pemilik toko menutup jendela serta komuter bergegas pulang sebelum dimulainya pemberlakuan mulai pukul 19.00 waktu setempat hingga 06.00.
Untuk menghentikan warga melanggar jam malam, polisi pun dikerahkan di jalanan kota. Sebelum ada tindakan, banyak jalan sudah hampir sepi pada pukul 18.30.
"Ini adalah penyakit, bukan lelucon. Orang-orang harus tinggal di rumah, dan tidak boleh meninggalkan rumah mereka setelah jam malam," ujar penduduk Kairo, Mohamed El-Gabaly.
Mesir telah meningkatkan langkah-langkah yang bertujuan mencegah penyebaran virus corona dengan menutup bandara. Pusat kebugaran dan restoran dibatasi hanya untuk mengantarkan makanan. Pemerintah juga menangguhkan kelas di sekolah dan universitas hingga pertengahan April. Toko-toko selain supermarket dan apotek akan diminta tutup pukul 17.00 pada hari kerja, dua jam lebih awal dari jam malam pada akhir pekan.
Negara berpenduduk 100 juta itu telah melaporkan 456 kasus virus corona dan 21 kematian. Seperti negara lain, Mesir telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak terhadap ekonomi, termasuk penurunan suku bunga 3 persen dan suntikan 20 miliar pound untuk mendukung pasar saham.