Kamis 26 Mar 2020 14:29 WIB

Hotel dan Gedung di AS Disulap Demi Tampung Lonjakan Pasien

Rumah sakit di AS bergegas mencari tempat tidur tambahan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Penumpang berjalan di lorong bandara yang sepi di Will Rogers World Airport, Kota Oklahoma, Amerika Serikat. Sejumlah maskapai terpaksa mengandangkan pesawat mereka karena pembatalan penerbangan internasional akibat wabah corona.
Foto: AP Photo/Sue Ogrocki
Penumpang berjalan di lorong bandara yang sepi di Will Rogers World Airport, Kota Oklahoma, Amerika Serikat. Sejumlah maskapai terpaksa mengandangkan pesawat mereka karena pembatalan penerbangan internasional akibat wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE — Banyak rumah sakit di Amerika Serikat (AS) yang dilaporkan sedang bergegas mencari tempat tidur, menyusul melonjaknya pasien kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Sejumlah rumah sakit juga mengubah kamar yang ditujukan untuk satu pasien (tunggal) menjadi ganda, serta pembangunan fasilitas medis lainnya juga dilakukan.

Di Lousiana, kesepakatan dengan hotel-hotel dilakukan untuk menyediakan tempat tidur rumah sakit tambahan dan telah mengubah tiga taman di negara bagian tersebut menjadi tempat isolasi bagi pasien yang tidak bisa pulang. Sementara, di Illinois, ada rumah sakit yang ditutup pada September 2019 akan dibuka kembali, tepatnya di pinggiran Chicago, dengan kapasitas 314 tempat tidur.

Baca Juga

Di New York, pusat konvensi kota diubah menjadi rumah sakit sementara. Kemudian di salah satu rumah sakit di kota itu, yakni Mount Sinai Morningside, ahli bedah jantung, ahli jantung dan perawat kardiovaskular dikerahkan untuk merawat pasien COVID-19 di area unit penyakit tersebut.

Rumah Sakit terapung juga disiapkan. Angakatan Laut AS kini dilaporkan sedang menuju ke Los Angeles dan New York. Selain itu, ada rumah sakit keliling dari angkatan militer yang dijanjikan di Ibu Kota Washington.

Pada 2018, rumah sakit di AS dilaporkan mengoperasikan 74 ribu tempat tidur di ruang ICU dengan 64 persen diisi oleh pasien pada hari-hari biasa. Namun, menurut analisis Associated Press mengenai data federal tentang rumah sakit yang memberi laporan kepada Medicare, tempat tidur ICU yang tersedia tidak terdistribusi secara merata.

Lebih dari 7 juta orang berusia 60 dan lebih tua beresiko terkena infeksi virus corona jenis baru dengangejala parah dan harus berada di area tanpa tidur ICU. Di Korea Selatan (Korsel) beberapa meninggal di rumah menunggu tempat tidur rumah sakit.

Di wilayah utara Italia, ledakan kasus covid-19 membanjiri sistem rumah sakit. Sementara, melihat dari video dan foto dari dua rumah sakit Spanyol menunjukkan pasien, banyak yang bergantung pada tangki oksigen, koridor besar, dan ruang gawat darurat.

Bagi kebanyakan orang, infeksi virus corona jenis baru menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk yang hilang dalam dua hingga tiga minggu. Namun, sebagian orang, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang telah ada, covid-19 menyebabkan gejala yang lebih parah, termasuk pneumonia, dan bahkan kematian dapat terjadi.

Peralatan rumah sakit adalah sebuah tantangan di tengah pandemi virus corona jenis baru saat ini. Sekitar 20 persen rumah sakit di AS mengatakan tidak memiliki mesin alat pernapasan yang cukup untuk pasien dan 97 persen menggunakan kembali masker N95 sebagai alat pelindung diri (APD) para tenaga medis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement