Jumat 27 Mar 2020 17:24 WIB

Tegakkan Lockdown, Israel Terjunkan Ratusan Personel Militer

Israel akan mengerahkan personel militer untuk bantu tegakkan lockdown

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Tentara Israel yang sedang berjaga (ilustrasi).  Israel akan mengerahkan personel militer untuk bantu tegakkan lockdown.
Foto: Anadolu agency
Tentara Israel yang sedang berjaga (ilustrasi). Israel akan mengerahkan personel militer untuk bantu tegakkan lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Israel akan mengerahkan personel militer untuk membantu aparat kepolisian menegakkan peraturan karantina wilayah atau lockdown. Kasus infeksi Covid-19 di negara tersebut masih terus bertambah.

Militer Israel dalam sebuah pernyataan pada Jumat (27/3) mengatakan akan menerjunkan 500 pasukan untuk membantu polisi berpatroli, mengisolasi, dan mengamankan daerah-daerah tertentu. Mereka pun akan memblokir rute yang dilarang dilintasi.

Baca Juga

Saat melaksanakan tugas tersebut, tentara Israel tidak akan dilengkapi dengan persenjataan. Sebab mereka hanya berada dalam posisi pendukung tugas aparat kepolisian.

Kementerian Kesehatan Israel pada Jumat melaporkan 342 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, saat ini Israel menangani lebih dari tiga ribu pasien positif corona.

Pada Kamis (26/3), Pemerintah Israel telah membuka bunker perang di perbukitan Yerusalem. Hal itu dilakukan untuk mengoordinasikan kampanye melawan penyebaran Covid-19.

"Ini (bunker) adalah alat lain untuk mengelola, mengendalikan, mengawasi, dan melacak virus corona. Kami memahami bahwa krisis ini akan mendampingi kami untuk waktu yang lama," kata seorang pejabat Israel.

Menurut dia, dalam bunker itu terdapat tempat tinggal dan fasilitas komando yang dapat diakses dari kompleks pemerintah di Yerusalem serta kaki bukit barat mengarah ke Tel Aviv. Namun Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett tampaknya tak terlalu menyetujui pembukaan bunker tersebut.

Menurutnya pembukaan bunker tak begitu relevan dengan krisis Covid-19. "Kita tidak berada di bawah serangan rudal yang mengharuskan kita berada di bawah tanah," ujarnya.

Bunker yang disebut "Pusat Manajemen Nasional" didirikan lebih dari satu dekade lalu. Bunker ini dibangun untuk merespons kekhawatiran tentang program nuklir Iran dan pertukaran rudal antara kelompok Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Jalur Gaza.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement