Sabtu 28 Mar 2020 11:40 WIB

Direktur RS Haiti Diculik, Perawat Tolak Pasien Corona

Penculikan direktur RS Haiti diculik saat negara miskin ini menghadapi wabah corona.

Red: Nur Aini
Petugas medis menangani pasien virus corona, ilustrasi.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas medis menangani pasien virus corona, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Direktur salah satu rumah sakit terkemuka Haiti diculik pada Jumat (27/3). Hal itu memicu staf untuk menolak pasien baru sebagai aksi protes saat negara miskin itu bergelut dengan wabah virus corona di tengah peningkatan kekerasan geng.

Ahli bedah dr.Jerry Bitar diculik tak lama setelah ia berangkat dinas ke Rumah Sakit Bernard Mevs dari kediamannya di ibu kota, kata asisten administrasi rumah sakit Carla Puzo kepada Reuters. Kasus penculikan untuk meminta uang tebusan melonjak drastis tahun ini di tengah krisis ekonomi dan politik Haiti, yang menurut Bank Dunia merupakan negara termiskin di Belahan Barat.

Baca Juga

Pada Januari saja, polisi memastikan terjadi 15 kasus penculikan. Kelompok penjahat tampak beraksi tanpa pandang bulu, korbannya mulai dari anak-anak sekolah, anggota parlemen, pengusaha hingga petugas bantuan asing.

"Untuk saat ini staf rumah sakit memutuskan untuk tidak menerima pasien baru," kata Puzo. "Kami akan terus mengawasi mereka yang berada di rumah sakit."

Para warga berkumpul di depan rumah sakit untuk menunjukkan solidaritas kepada Biter, yang menjalankan fasilitas tersebut bersama saudara kembarnya. Sementara itu, para anggota staf meneriakkan seruan bagi pembebasan pimpinan mereka. Media Haiti juga mendesak para bandit agar membebaskan Bitar.

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan, otoritas terkait sedang menyelidiki kasus tersebut. Rumah Sakit Bernard Mevs merupakan pusat perawatan kritis dan trauma dan saat ini tidak merawat pasien virus corona. Namun jika terjadi penyebaran Covid-19 secara substansial, rumah sakit itu bisa menjadi rujukan di Haiti, negara yang infrastruktur layanan dan sanitasinya tidak memadai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement