REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas penyebaran pandemi virus corona melalui panggilan telepon. Kedua pemimpin negara itu menyuarakan keprihatinan atas penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19 di hampir seluruh negara.
"Para kepala negara menyatakan keprihatinan serius tentang skala penyebaran virus corona di dunia dan saling menginformasikan tentang langkah-langkah yang diambil di Rusia dan Amerika Serikat untuk menghadapi ancaman ini. Kemungkinan kerja sama yang lebih erat antara kedua negara di bidang ini dibahas," ujar Kremlin dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency, Selasa (31/3).
Selain itu, Putin dan Trump bertukar pandangan tentang kondisi pasar minyak global. Keduanya sepakat untuk mengadakan konsultasi bilateral mengenai kondisi pasar minyak global saat ini.
Setelah kedua pemimpin negara berbicara melalui telepon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga berbicara melalui telepon. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, kedua menteri bertukar pandangan tentang situasi dunia di tengah pandemi Covid-19.
Kedua menteri berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengimplementasikan keputusan yang diambil pada KTT G20 terkait respons global terhadap pandemi corona. Selain itu, mereka juga membahas masalah internasional, termasuk konflik Suriah dan hubungan bilateral.
Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di Rusia melonjak menjadi 1.836 dengan 11 kematian. Beberapa daerah termasuk St Petersburg dan Moskow telah melakukan karantina wilayah atau lockdown pada 30 Maret.
Warga setempat hanya dibolehkan keluar rumah untuk membeli bahan makanan, obat-obatan, membawa binatang peliharaan berjalan dalam jarak 100 meter dari rumah, serta membuang sampah. Selain itu, Rusia telah melarang masuknya warga negara asing dan menutup lalu lintas udara maupun darat.
Sementara itu, kasus virus corona di AS mencapai 144 ribu dengan kematian lebih dari 2.500. Menurut data Johns Hopkins University, lebih dari 750 ribu kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mendekati 35.300. Sementara itu, 156.800 pasien yang terinfeksi virus corona telah sembuh.