Selasa 31 Mar 2020 14:15 WIB

Pemesanan Paket Wisata Yogya Sentuh Titik Terendah

Akibat pandemi corona semua wisatawan membatalkan pesanan wisata ke Yogyakarta

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pengunjung Malioboro anjlok. Akibat pandemi corona semua wisatawan membatalkan pesanan wisata ke Yogyakarta. Ilustrasi.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pengunjung Malioboro anjlok. Akibat pandemi corona semua wisatawan membatalkan pesanan wisata ke Yogyakarta. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat pemesanan paket wisata di Yogyakarta mencapai titik terendah. Kondisi ini terjadi karena 100 persen wisatawan telah melakukan pembatalan sejak muncul wabah virus corona atau Covid-19 di Tanah Air.

"Artinya kami pada periode pekan lalu hingga akhir Maret sudah tidak memiliki tamu sama sekali," kata Ketua Asita DIY Udhi Sudiyanto melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (31/3).

Baca Juga

Menurut dia, penyebaran virus corona di Indonesia menjadi kekhawatiran wisatawan untuk melakukan perjalanan karena mereka ingin mendapatkan jaminan keamanan. "Dengan alasan keamanan dan keselamatan banyak wisatawan menunda atau pun membatalkan kunjungan mereka," kata Udhi.

Menurutnya, pembatalan pemesanan paket wisata mulai banyak bermunculan sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya warga Indonesia yang terjangkit Covid-19. Pada periode awal Maret 2020, pembatalan mencapai 15-20 persen dan penjadwalan ulang mencapai 50-70 persen.

Sedangkan untuk April 2020 sudah mengalami pembatalan wisatawan. Pembatalan khususnya berasal  dari Perancis, Jerman, Spanyol, Malaysia, dan China. "Pembatalan tersebut tidak hanya untuk mereka yang bergerak di bidang tour inbound dan domestik, tetapi juga mereka yang bergerak di tour outbond seperti tur ke Eropa dan umroh," kata Udhi.

Menurut dia, diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk bersama sama saling membantu dan mencegah penyebaran Covid-19 khususnya di Indonesia yang sudah mencapai titik sangat mengkhawatirkan. "Tingkat kekhawatiran tersebut tentu berpengaruh terhadap wisatawan ke Yogyakarta. Tidak hanya dari negara atau wilayah yang pandemi, akan tetapi dari daerah atau negara yang tidak pandemi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement