REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Jumlah hotel dan restoran yang bangkrut di Swedia pada Maret lalu mencapai rekor tertinggi. Berdasarkan data perusahaan informasi kredit UC hal itu disebabkan semakin banyaknya orang yang tinggal di rumah untuk menahan penyebaran virus corona.
Jumlah restoran dan hotel di Swedia yang bankrut pada Maret naik 123 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama. Begitu pula dengan sektor transportasi yang juga naik sekitar 105 persen.
"Dalam tahap selanjutnya, akan menghantam bank dan perusahaan real estate yang harus menegosiasikan utang tertulis dengan perusahaan-perusahaan ini," kata ekonomi UC, Richard Damberg dalam pernyataannya, Rabu (1/4).
UC mengatakan pada Maret lalu, 78 hotel dan restoran di Swedia mengalami kebangkrutan. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 35 hotel dan restoran.
Begitu pula dengan sektor transportasi di mana ada sekitar 43 perusahaan yang bangkrut. Dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 21 perusahaan.
"Jika kami melihat ke depannya, masa sulit yang dihadapi pemasok industri mobil juga akan mengalami peningkatan," kata Damberg.
Pada awal bulan Maret lalu Asosiasi Bisnis Travel Global mengatakan setiap bulannya kerugian industri pariwisata karena virus corona dapat mencapai 47 miliar dolar AS. Virus yang kini disebut Covid-19 menjadi pukulan terkeras industri pariwisata sejak serangan teroris 9/11 pada 2001.