REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mempercepat pengiriman bantuan kepada sekutu yang paling parah terdampak wabah virus korona baru Covid-19. Kendati demikian NATO tetap memberi perhatian terhadap aktivitas militer Rusia.
“Kami memobilisasi dukungan dari sekutu dengan kapasitas cadangan untuk membantu mereka yang sangat membutuhkan. Kami akan melihat bagaimana kami dapat meningkatkan dan mempercepat upaya kami,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Rabu (1/4).
Dia mengungkapkan, pesawat Turki dan Republik Ceko mulai mengirimkan bantuan peralatan medis ke Italia dan Spanyol. Kedua negara itu merupakan yang paling parah terdampak pandemi Covid-19. Italia dan Spanyol telah memiliki lebih dari 100 ribu kasus virus korona.
Menteri luar negeri negara anggota NATO dijadwalkan menggelar telekonferensi pada Kamis (2/4). Mereka akan membahas tentang langkah-langkah lanjutan pengiriman bantuan.
Namun Stoltenberg menekankan tugas utama NATO adalah menjaga wilayah sekutu. Dia mengungkapkan bahwa Rusia telah memberi tahu negara anggota NATO tentang akan digelarnya latihan berskala besar dengan melibatkan 82 ribu pasukan.
“Apa yang kita lihat, terlepas dari kenyataan bahwa Rusia telah menyerukan penghentian latihan, kami mengamati bahwa kegiatan militer mereka tetap pada tingkat musiman normal," kata Stoltenberg.
"Moskow memberikan pemberitahuan bahwa mereka akan melakukan latihan cepat, yang dimaksudkan untuk menguji kemampuan mereka memberikan dukungan militer kepada respons sipil terhadap wabah Covid-19," ujar Stoltenberg.
NATO telah mengekang latihan militer guna mengurangi penyebaran Covid-19. Defender Europe 20, yang disebut sebagai simulasi perang terbesar NATO di Eropa sejak Perang Dingin turut ditangguhkan. Kendati demikian, misi aliansi tetap berlanjut.
NATO telah melihat personelnya terinfeksi Covid-19. Ia mengambil tindakan di semua operasinya, termasuk secara teratur mengukur suhu personelnya. "Saya sangat yakin bahwa NATO akan terus memberikan pencegahan dan pertahanan," kata Stoltenberg.