Kamis 02 Apr 2020 09:40 WIB

Rekor Kematian Akibat Corona Jadi "Hari yang Menyedihkan"

Jumlah kematian bertambah 563 menjadi 2.352 kematian pada 31 Maret

Masjid Green Lane di Birmingham, Inggris memberikan tambahan pelayanan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 untuk memastikan bisa mengatasi lonjakan kematian akibat corona.
Foto: Green Lane Masjid & Community Centre
Masjid Green Lane di Birmingham, Inggris memberikan tambahan pelayanan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 untuk memastikan bisa mengatasi lonjakan kematian akibat corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson  Rabu (1/4) menyesalkan data virus corona terbaru yang menunjukkan rekor kenaikan kematian di Inggris, dengan menyebutkan "hari yang menyedihkan."

Sebelumnya pemerintah melaporkan jumlah kematian bertambah 563 menjadi 2.352 kematian hingga pukul 1600 GMT pada 31 Maret. "Tak diragukan lagi, ini adalah hari yang menyedihkan," ucap Johnson melalui pesan video yang dibagikan di Twitter.

"Namun mari jangan kita ragukan jika kita dapat mengikuti program yang saat ini telah ditetapkan dan jika kita bisa mematuhi langkah-langkah yang telah dilakukan bersama, maka saya sepenuhnya yakin kita akan mulai menurunkan angka-angka tersebut."

Di tempat terpisah, saham-saham Inggris melemah tajam dalam perdagangan Rabu (1/4). Setelah selama dua hari beruntun berhasil membukukan keuntungan, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 3,83 persen atau 217,39 poin, menjadi ditutup pada 5.454,57 poin. Indeks FTSE 100 terangkat 1,95 persen atau 108,22 poin menjadi menetap di 5.671,96 poin perdagangan Selasa (31/3), setelah menguat 0,97 persen atau 53,41 poin menjadi 5.563,74 poin sehari sebelumnya.

Carnival, perusahaan operator kapal pesiar Inggris-Amerika, adalah pemain terburuk (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan nilai sahamnya terjun bebas 20,62 persen. Diikuti Meggitt, sebuah perusahaan internasional berspesialisasi dalam komponen dan sub-sistem untuk kedirgantaraan, pertahanan dan pasar energi terpilih, yang anjlok 15,40 persen. Melrose Industries, sebuah perusahaan berspesialisasi dalam membeli dan meningkatkan bisnis berkinerja buruk, jatuh 14,75 persen.

Ocado Group, perusahaan supermarket dari terbesar dunia, melonjak 8,98 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan. Disusul saham perusahaan tembakau Inggris British American Tobacco yang terangkat 3,53 persen, serta perusahaan industri rokok Inggris lainnya Imperial Brands meningkat 2,22 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement