Sabtu 04 Apr 2020 05:06 WIB

Polisi Rusia Tahan Aktivis Pengirim APD ke Rumah Sakit

Aktivis Rusia yang mengirim APD ditahan karena dituduh langgar perintah polisi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD), ilustrasi
Foto: Abdan Syakura
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Polisi Rusia menahan aktivis yang mencoba mengirimkan alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit. Setelah wabah virus corona di Rusia terus meningkat, banyak laporan tentang kelangkaan masker dan pakaian hazmat.

Anggota serikat Alliance of Doctors yang didukung politisi oposisi Alexei Navalny menggelar penggalangan dana pekan ini. Dana itu digunakan membeli APD untuk rumah sakit yang membutuhkan.

Pada Kamis (2/4), ketua Alliance of Doctors Anastasia Vasilyeva dan sekelompok aktivis mengunjungi rumah sakit di wilayah Novgorod, sekitar 400 kilometer dari Moskow. Mereka menyerahkan masker, sarung tangan, pakaian hazmat, dan kaca mata pelindung.

Polisi memberhentikan kelompok itu di jalan tol dan mengenakan denda karena melanggar peraturan karantina wilayah. Kelompok tersebut berhasil sampai ke rumah sakit dan menyerahkan APD.

Namun kemudian Vasilyeva ditahan lagi karena melanggar perintah polisi. Para aktivis mengunggah video penangkapan tersebut di Twitter. Dalam rekaman itu terlihat lusinan polisi mengepung Vasilyeva dan dua orang petugas polisi membawanya ke kantor polisi.

"Mengapa mereka mengganggu orang ini, karena ia membawa masker untuk dokter?," cicit Navalny dalam unggahan video tersebut, Jumat (3/4).

Pada Jumat pagi Vasilyeva masih ditahan di kantor polisi wilayah Novgorod. Sejauh ini Rusia sudah melaporkan 4.149 kasus virus corona.

Walaupun pemerintah Rusia memastikan sistem kesehatan mereka sepenuhnya siap menghadapi epidemi, tapi dokter-dokter dan rumah sakit di seluruh negeri itu terus mengeluh tentang kelangkaan peralatan medis dan alat pelindung diri. Alliance of Doctors kelompok yang paling vokal mengkritik respons Kremlin atas pandemi virus corona. Mereka menuduh pemerintah Rusia meremehkan skala penyebaran dan menekan petugas medis bekerja tanpa pelindung yang cukup. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement