Sabtu 04 Apr 2020 15:40 WIB

Jaga Jarak tak Mempan Kurangi Tingkat Pembunuhan di Meksiko

Tercatat 2.585 pembunuhan pada Maret atau setara 83 kasus per hari.

Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Meksiko mencatat lebih banyak kasus pembunuhan pada Maret dibanding bulan sebelumnya selama masa jabatan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador. Ini menunjukkan bahwa kebijakan jarak sosial terkait Covid-19 tidak mempan mengurangi tingkat kekerasan.

Tercatat 2.585 pembunuhan pada Maret atau setara 83 kasus per hari, menurut data korban yang dilaporkan jaksa penuntut dan pemerintah federal. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi bulanan sejak Juni 2019.

Baca Juga

Lopez Obrador, yang dilantik pada Desember 2018, pada Jumat (4/4), mengakui kekerasan yang didorong oleh kejahatan terorganisasi terus terjadi pada Maret. Padahal, pemerintah memberlakukan sejumlah langkah untuk menekan penyebaran virus corona, seperti meliburkan sekolah dan mendesak warga untuk tetap berada di rumah.

"Sepertinya pada akhir Maret, ketika virus corona menjadi lebih meluas, kita akan mengalami penurunan (kekerasan) yang cukup besar," katanya saat konferensi pers.

"Sayangnya, hal itu tak terjadi."

Presiden mengatakan tingkat kekerasan secara keseluruhan menurun pada kuartal pertama tahun ini, namun kisarannya tidak seperti yang kami inginkan. Data terakhir menunjukkan kasus pembunuhan menurun pada Januari dan Februari.

Lopez Obrador mengadopsi strategi keamanan yang menekankan serangan terhadap akar penyebab kejahatan, seperti kemiskinan. Pendekatan itu menuai kecaman dari sebagian orang lantaran Meksiko terus diguncang ledakan kekerasan yang mengejutkan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement