Sabtu 04 Apr 2020 16:24 WIB

Banyak Korban Virus Corona di New York Meninggal Sendirian

New York mencatatkan jumlah kematian terbanyak akibat corona di Amerika Serikat.

Red: Nur Aini
Tenaga medis dan karyawan rumah sakit memindahkan mayat ke tempat penyimpanan sementara di kamar mayat di Pusat Rumah Sakit Brooklyn di Brooklyn, New York, AS, Senin (30/3).
Foto: EPA-EFE / JUSTIN LANE
Tenaga medis dan karyawan rumah sakit memindahkan mayat ke tempat penyimpanan sementara di kamar mayat di Pusat Rumah Sakit Brooklyn di Brooklyn, New York, AS, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Banyak korban virus corona di New York, Amerika Serikat meninggal sendirian. Hal itu terjadi setelah staf medis melarang kerabat untuk bersama mereka di saat-saat terakhir. Langkah itu dilakukan karena takut penyebaran infeksi lebih lanjut.

"Benar-benar tidak ada cara untuk menggambarkan apa yang kami lihat. Realitas baru kami ini seperti tidak nyata," kata Craig Spencer, direktur kesehatan global dalam pengobatan darurat di pusat medis Universitas Columbia New York, di Twitter pada Kamis malam.

Baca Juga

Dia merujuk pada tenda-tenda yang didirikan di luar rumah sakit untuk membantu menampung peningkatan jumlah pasien. "Di tenda yang sama, saya melihat terlalu banyak rasa sakit, kesepian, dan kematian. Orang meninggal dalam sendirian."

Di negara tetangga, New Jersey, Gubernur Phil Murphy memerintahkan agar semua bendera diturunkan menjadi setengah tiang selama keadaan darurat tetap berlaku untuk menghormati mereka yang meninggal akibat virus corona. Dia mengatakan New Jersey, yang memiliki lebih dari 29.000 kasus, adalah negara bagian pertama yang mengambil tindakan seperti itu.

Data baru pada Jumat menyoroti konsekuensi ekonomi dari pandemi, membenarkan bahwa ratusan ribu orang Amerika telah kehilangan pekerjaan mereka karena pandemi. Ekonom mengatakan angka sebenarnya jauh lebih dari itu karena petak besar ekonomi AS mulai ditutup bulan lalu untuk menghindari penyebaran virus.

Lebih dari 25 persen dari 6.058 kematian akibat virus corona AS menurut hitungan Universitas Johns Hopkins pada Jumat pagi terjadi di New York City. Infeksi di Amerika Serikat berjumlah 240.000 atau sekitar 24 persen dari lebih dari 1 juta kasus di seluruh dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement