Senin 06 Apr 2020 16:33 WIB

Banyak Pasien di Italia yang Meninggal di Rumah

Petugas medis tidak bisa kunjungi rumah pasien demi menahan laju penularan corona

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis berjalan di Roma saat Italia tengah dilanda virus corona. Petugas medis tidak bisa kunjungi rumah pasien demi menahan laju penularan corona. Ilustrasi.
Foto: Angelo Carconi/EPA
Petugas medis berjalan di Roma saat Italia tengah dilanda virus corona. Petugas medis tidak bisa kunjungi rumah pasien demi menahan laju penularan corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Butuh 11 hari bagi Silvia Bertuletti untuk meminta dokter mengunjungi ayahnya, Alessandro. Laki-laki berusia 78 tahun itu mengalami demam dan kesulitan bernapas. Pada 18 Maret dokter akhirnya mengunjungi rumah Alessandro yang berada di pusat wabah virus corona di Italia, Bergamo. Tapi mereka sudah terlambat.

Alessandro Bertuletti dinyatakan meninggal dunia pada 19 Maret pukul 01.10 waktu setempat atau sepuluh menit sebelum ambulans yang dipanggil tiba di rumahnya. Selama ini ia hanya meminum pereda rasa sakit dan antibiotik.

Baca Juga

"Ayah saya meninggal sendirian, di rumah, tanpa bantuan. Kami benar-benar diabaikan, tidak ada yang pantas meninggal seperti itu," kata Silvia Bertuletti, Senin (6/4).

Berdasarkan kisah-kisah keluarga pasien, dokter, dan perawat di seluruh wilayah Lombardy, Italia pengalaman Bertuletti dialami banyak orang. Banyak warga yang meninggal di rumah tanpa pernah diperiksa dan konsultasi via telepon juga tidak selalu memadai.

Berdasarkan penelitian terbaru jumlah kematian yang disebabkan virus corona di Provinsi Bergamo sebenarnya dua kali lipat dari angka pemerintah yang sebanyak 2.060. Sebab pemerintah hanya mengambil data dari pasien yang meninggal di rumah sakit.

Saat seluruh dunia berusaha menyelamatkan nyawa dengan meningkatkan persediaan ventilator di rumah sakit, beberapa dokter mengatakan menurunnya pelayanan kesehatan dasar juga mengakibatkan pasien kehilangan nyawa. Petugas medis tidak bisa atau tidak akan melakukan kunjungan rumah. Demi menyesuaikan taktik menahan laju penyebaran virus, petugas medis mengganti kunjungan ke rumah dengan pengobatan atau perawatan jarak jauh melalui sambungan telepon.

"Situasi seperti ini membuat banyak dokter keluarga tidak mengunjungi pasien mereka selama beberapa pekan," kata Dokter Riccardo Munda.

Karena rekannya terinfeksi virus corona, Munda harus bekerja di Selvino dan Nembro yang merupakan dua kota dekat Bergamo. "Dan saya tidak bisa menyalahkan mereka, karena itu cara mereka untuk melindungi diri," kata Munda.

Ia mengatakan banyak kematian yang bisa dihindari apabila pasien segera mendapatkan layanan medis. Tapi karena kurangnya persediaan masker, alat pelindung diri (APD), dan kesibukan banyak dokter, pasien tak bisa dikunjungi mereka kecuali benar-benar diperlukan.

"Dokter memberikan perawatan di rumah, tapi jika perawatan tidak berhasil. Jika tidak ada dokter yang melakukan pemeriksaan dan tidak ada obat pengganti atau sementara, maka pasien meninggal dunia," kata Munda.

Petugas rumah sakit memang menjadi kelompok yang diprioritaskan mendapatkan akses terhadap masker. Sementara dokter keluarga mengatakan mereka tidak memiliki masker dan merasa tidak dapat mengunjungi pasien dengan aman.

Juru bicara badan kesehatan negara di Bergamo mengatakan pemerintah wilayah Lombardy yang memiliki salah satu layanan kesehatan terbaik di dunia sudah meminta dokter keluarga 'menangani pasien melalui sambungan telepon sebanyak mungkin'. Mereka juga diminta 'membatasi kunjungan rumah' demi menahan laju penyebaran virus dan mengatasi kelangkaan APD.

Juru bicara itu mengatakan 142 dokter di Bergamo sakit atau sedang dikarantina. Tapi ia memastikan semua dokter itu sudah ada penggantinya.

Sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pihak berwenang Italia kini memperkuat pelayanan kesehatan dasar. Mereka mengatakan pelayanan kesehatan dasar harus menjadi prioritas setelah unit gawat darurat.

Sejak 19 Maret lalu sudah enam unit dokter khusus yang beroperasi di Provinsi Bergamo. Para dokter dilengkapi peralatan yang membuat mereka bisa mengunjungi pasien di rumah. Mulai 31 Maret unit yang sama juga beroperasi di dekat Milan. Pada pekan kedua Maret lalu, jumlah pasien dan orang lanjut usia yang meninggal di rumah di ibu kota Italia itu naik dua kali lipat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement