Senin 06 Apr 2020 17:19 WIB

Mantan PM Libya Meninggal karena Virus Corona

Mantan PM Libya Mahmoud Jibril meninggal akibat corona di Kairo

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Mantan PM Libya Mahmoud Jibril meninggal akibat corona di Kairo. Ilustrasi.
Foto: Jean-Christophe Bott/EPA
Mantan PM Libya Mahmoud Jibril meninggal akibat corona di Kairo. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mantan kepala pemerintah pemberontak Libya yang menggulingkan penguasa Muammar Gaddafi pada 2011, Mahmoud Jibril dilaporkan meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona tipe baru atau Covid-19 Ahad (5/4) pukul 14.00 waktu setempat. Dia meninggal di Kairo setelah sempat dirawat di rumah sakit selama dua pekan.

Hal itu dikonfirmasi oleh Khaled al-Mrimi, sekretaris Aliansi Pasukan Nasional yang didirikan Jibril pada 2012. Sebelumnya, Mrimi mengatakan bahwa Jibril berada dalam kondisi stabil di beberapa hari terakhir. Dia bahkan bersiap-siap meninggalkan rumah sakit, namun kondisinya kembali memburuk.

Baca Juga

Menurut direktur rumah sakit Hisham Wagdy, Jibril  yang berusia 68 tahun itu telah dirawat di Rumah Sakit Khusus Ganzouri di Kairo pada 21 Maret setelah menderita serangan jantung. Setelah dites, tiga hari kemudian ia dinyatakan positif virus corona. Dalam masa dua pekan di rumah sakit, kondisinya naik turun.

"Dia mulai pulih dua hari lalu, tapi kemudian kesehatannya memburuk kembali," ujar Wagdy dikutip laman Aljazirah, Senin (6/4).

Jibril adalah penasihat ekonomi untuk pemerintahan Gaddafi sebelum bergabung dengan revolusi pada tahun 2011. Jibril memimpin pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC), pemerintah sementara selama pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan dan membunuh Gaddafi.

Pada masa awal pemberontakan Libya, Jibril melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri untuk menggalang dukungan Eropa dan AS bagi pemberontak terhadap Gaddafi. Dia kemudian memimpin sementara sampai negara itu mengadakan pemilihan bebas pertama dalam empat dekade pada tahun 2012.

Jibril berdiri dalam pemilihan dan partainya memenangkan pemilihan, namun gagal meraih mayoritas di parlemen, yang memilih kandidat independen untuk menjadi perdana menteri. Di tengah kekacauan dan kekerasan yang membara pada beberapa tahun setelahnya, Jibril meninggalkan Libya untuk tinggal di luar negeri. Sebelum kematian Jibril, pemerintah Libya yang diakui secara internasional di Tripoli telah mengonfirmasi 18 kasus virus corona di Libya dan satu kematian.

sumber : Al Jazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement