Senin 06 Apr 2020 17:37 WIB

Pengungsi Afghanistan Mulai Tinggalkan Iran

Pengungsi Afghanistan pulang ke negaranya karena terdampak Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pengungsi Afghanistan tidur berhimpitan untuk mengusir dingin sebuah gudang kosong. Pengungsi Afghanistan pulang ke negaranya karena terdampak Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Muhammed Muheisen/AP
Pengungsi Afghanistan tidur berhimpitan untuk mengusir dingin sebuah gudang kosong. Pengungsi Afghanistan pulang ke negaranya karena terdampak Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Ratusan ribu pengungsi Afghanistan yang berada di Iran pulang ke negara asal mereka. Pengungsi Afghanistan, Mahdi Noori, pulang ke negara setelah kehilangan pekerjaan yang diakibatkan wabah virus corona.

Ia tidak memiliki uang, khawatir terinfeksi virus, dan tidak punya pilihan lain. Noori pun bergabung dengan hampir 200 ribu pengungsi yang menyeberangi perbatasan Iran-Afghanistan selama beberapa pekan terakhir untuk pulang ke negara mereka.

Baca Juga

Iran adalah salah satu pusat wabah virus corona di dunia sementara lemahnya infrastruktur layanan kesehatan Afghanistan rentan terhadap epidemi virus yang kini dikenal dengan Covid-19 ini. Di perbatasan, Noori berbaris bersama ribuan pengungsi yang hendak pulang.

"Saya melihat perempuan dan anak-anak di perbatasan dan saya pikir bagaimana jika sekarang mereka terinfeksi di sini," kata laki-laki berusia 20 tahun itu, Senin (6/4).

Gelombang pengungsi ini belum diperiksa dan tidak diawasi. Mereka masuk kota-kota dan desa di seluruh Afghanistan. Kehadiran mereka dikhawatirkan akan memperluas wabah di negara yang hancur karena perang selama puluhan tahun.

Sejauh ini pihak berwenang Afghanistan sudah mengkonfirmasi 273 kasus infeksi Covid-19. Sebanyak 210 antaranya terjadi pada orang yang baru pulang dari Iran. Mereka juga telah melaporkan empat kasus kematian Covid-19.

Menteri Kesehatan Afghanistan Ferozudin Feroz mengatakan Covid-19 sudah tersebar karena para pengungsi yang pulang dari Iran. "Jika kasus meningkat, maka akan di luar kendali dan kami membutuhkan bantuan," kata Feroz.

Feroz dan pejabat kesehatan Afghanistan khawatir Iran akan mengusir keluar lebih dari satu juta pengungsi Afghanistan yang bekerja secara ilegal di sana. Iran sudah menutup perbatasan dengan Afghanistan serta mencegah siapa pun yang pergi ke negara itu kembali pulang.

Sejauh ini Iran memiliki lebih dari 58 ribu kasus infeksi Covid-19. Sebanyak 3.600 pasien meninggal dunia.

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mencatat tahun ini sudah lebih dari 198 ribu pengungsi Afghanistan yang pulang dari Iran. Lebih dari 145 ribu di antaranya pulang pada Maret saat kasus Covid-19 naik pesat.

Menteri Repatriasi dan Pemulangan Sayed Hussain Alimi Balkhi mengatakan rata-rata per hari ada 15 ribu orang Afghanistan di Iran pulang ke negara mereka. Walaupun akhir-akhir ini angka tersebut sedikit berkurang.

Di perbatasan, IOM memberikan tenda dan selimut bagi pengungsi yang tidak tahu ke mana mereka harus pulang dan ongkos transportasi kepada beberapa pengungsi lainnya. Tapi pemerintah Afghanistan dan organisasi independen di negara itu tidak memiliki kapasitas untuk melakukan tes Covid-19.

Mereka tidak dapat memeriksa suhu tubuh atau memberikan fasilitas karantina bagi para pengungsi. Sebagian besar pulang ke kampung halaman dengan transportasi publik, sekitar seperempatnya pulang ke Provinsi Herat yang berada di dekat perbatasan dengan Iran.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement