REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan rasa sedih mendengar bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah dipindahkan ke unit perawatan intensif setelah gejala virus corona memburuk. Dia menyatakan warga AS mengirimkan doa untuk kesembuhan PM Inggris dan menawarkan bantuan.
"Semua orang Amerika berdoa untuk kesembuhannya. Dia benar-benar teman yang baik. Dia benar-benar sesuatu yang sangat istimewa-kuat, tegas, tak dapat dihentikan, tidak menyerah," kata Trump, Senin (6/4).
Johnson dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sejak Ahad (5/4)) malam. Selama beberapa hari sebelumnya, dia memiliki gejala seperti suhu tinggi dan telah melakukan karantina karena terkonfirmasi positif virus corona.
"Kami sangat sedih mendengar bahwa dia dirawat di rumah sakit sore ini," kata Trump dalam konferensi pers Gedung Putih.
Pria berusia 56 tahun itu kemudian masuk rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif pada Senin. Mendengar kondisi itu Trump melakukan pembicaraan dengan para eksekutif dari perusahaan-perusahaan farmasi dan bioteknologi. Dia telah meminta dua perusahaan untuk menghubungi pemerintah Inggris untuk menawarkan layanan.
"Kantor London memiliki apa pun yang mereka butuhkan dan kami akan melihat apakah kami dapat membantu. Kami telah menghubungi semua dokter Boris dan kami akan melihat apa yang akan terjadi," kata Trump.
Meski telah mendapatkan perawatan intensif karena kondisi memburuk pada sore hari, Kantor Kepersidenan menyatakan, Johnson masih dalam keadaan sadarkan diri. Dia tetap bisa bertanggung jawab atas tugasnya sebagai perdana menteri.
"PM telah meminta Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang merupakan Menteri Pertama Negara, untuk mewakili dia jika diperlukan. PM tetap sadar saat ini," ujar pernyataan Kantor Downing Street.