REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kolombia akan memperpanjang masa karantina nasional (lockdown) untuk membendung penularan virus corona hingga 27 April. Karantina wilayah itu awalnya ditetapkan berlangsung selama 19 hari, dan berakhir tepat sebelum tengah malam pada 13 April.
Kolombia mengumumkan langkah-langkah karantina nasional bulan lalu, sebelum angka kasus infeksi corona melewati 200.
"Isolasi ini - yang dilakukan demi kebaikan kita semua - memang supaya kita dapat menyelamatkan nyawa, memecah pertumbuhan eksponensial pandemi ini," kata Presiden Kolombia Ivan Duque, Senin (6/4), saat siaran televisi langsung.
Lebih dari 1.500 orang telah dipastikan terinfeksi virus corona di Kolombia dan 46 orang meninggal. Menteri Kesehatan Fernando Ruiz selama siaran televisi mengatakan jumlah kasus infeksi lebih rendah dari yang diperkirakan.
"Ada perbedaan yang sangat besar antara apa yang kami pikir akan kami hadapi dan kenyataannya," kata Ruiz.
Kolombia memperkirakan akan memiliki lebih dari 5.700 kasus infeksi virus corona pada Sabtu, kata Ruiz, tetapi ternyata hanya mencapai lebih dari 1.400 pada hari itu. Kolombia menutup perbatasannya, menutup sekolah-sekolah dan menghentikan penerbangan penumpang internasional bulan lalu ketika para pelancong yang telah mengunjungi Eropa dan Amerika Serikat membawa pulang penyakit infeksi corona bersama mereka.
Di bawah aturan karantina, satu orang per keluarga diizinkan berbelanja untuk barang-barang penting atau melakukan transaksi keuangan. Selain itu, orang-orang diwajibkan memakai masker saat berada di toko-toko, bank dan transportasi umum, dan restoran hanya diperbolehkan menyediakan layanan pengiriman.
Hingga akhir Mei, sekolah-sekolah ditutup sementara dan orang tua diharuskan tinggal di rumah mereka. Seperti di banyak tempat lain di dunia di mana terdapat banyak tenaga kerja informal, karantina telah menimbulkan kesulitan besar bagi beberapa warga Kolombia dan bagi banyak migran Venezuela, meskipun pihak berwenang telah membagikan makanan, membuka tempat penampungan dan meningkatkan pemberian dana kesejahteraan.
Beberapa migran bahkan telah memulai perjalanan panjang pulang ke Venezuela, yang berada dalam krisis ekonomi parah, karena di negara asal mereka tidak perlu membayar sewa atau layanan publik. Kolombia telah mendirikan beberapa rumah sakit lapangan berskala besar yang dimaksudkan untuk melayani pasien Covid-19 yang lebih ringan sehingga ruang perawatan intensif tetap tersedia bagi mereka yang membutuhkan ventilator. Sementara, bisnis-bisnis yang terkena dampak karantina akan mendapat manfaat hingga 12 triliun peso (sekitar 2,9 miliar dolar AS) dalam bentuk kredit.