REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Sejumlah warga di pinggiran ibu kota Bogota, Kolombia meletakkan kain merah di pintu dan jendela mereka sebagai tanda untuk meminta bantuan makanan selama lockdown. Pemerintah Kolombia telah memberlakukan lockdown yang awalnya berlangsung hingga 13 April. Namun masa karantina nasional telah diperpanjang hingga 27 April.
Sekitar 50 persen populasi di Kolombia secara aktif bekerja di sektor informal. Kebijakan lockdown telah membuat mereka kehilangan pekerjaan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Satu-satunya cara adalah mengibarkan kain merah agar pihak berwenang atau tetangga mereka dapat memberikan makanan bagi mereka.
Wali Kota Soacha, Juan Carlos Saldarriaga, mengatakan langkah ini telah meningkatkan rasa solidaritas antar tetangga. "Dengan mengibarkan kain merah, maka membantu pemerintah daerah untuk mengetahui siapa yang paling membutuhkan bantuan," ujar Saldarriaga dilansir Anadolu Agency, Selasa (7/4).
Sebagian besar warga Soacha telah menerima paket bantuan makanan yang didistribusikan oleh pemerintah dan Palang Merah. Namun, masih ada warga yang belum menerima bantuan tersebut sehingga mereka harus mengibarkan bendera merah di rumah mereka masing-masing.
Di bawah aturan karantina, satu orang per keluarga diizinkan berbelanja untuk barang-barang penting atau melakukan transaksi keuangan. Selain itu, orang-orang diwajibkan memakai masker saat berada di toko-toko, bank, dan transportasi umum. Restoran hanya diperbolehkan menyediakan layanan pengiriman. Sejauh ini, Kolombia mengonfirmasi kasus virus corona sebanyak 1.485 dengan 35 kematian.
Kolombia telah mendirikan beberapa rumah sakit lapangan berskala besar yang dimaksudkan untuk melayani pasien Covid-19 yang lebih ringan. Dengan demikian ruang perawatan intensif tetap tersedia bagi mereka yang membutuhkan ventilator. Bisnis-bisnis yang terkena dampak karantina akan mendapat manfaat hingga 12 triliun peso (sekitar 2,9 miliar dolar AS) dalam bentuk kredit.