REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Tugas Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam kepemerintahan akan digantikan sementara oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Dominic Raab. Saat ini Johnson sedang menjalani perawatan intensif di St. Thomas Hospital di London karena mengidap Covid-19.
“Orang yang akan mengatur negara, mengikuti rencana yang telah ditetapkan perdana menteri, adalah Dominic Raab, menteri luar negeri,” ungkap Menteri Kantor Kabinet Inggris Michael Gove kepada ITV pada Selasa (7/4).
Gove pun sempat ditanya apakah keputusan untuk mengubah atau mencabut pembatasan karantina wilayah (lockdown) yang dijadwalkan ditinjau pada Senin (6/4), akan ditunda. “Tidak, itu tidak akan ditunda. Ini akan menjadi kasus yang kita akan mengambil keputusan itu secara kolektif sebagai kabinet. Orang yang akan mengambil keputusan akhir adalah menteri luar negeri,” jawabnya.
Saat diwawancara BBC, Gove enggan menerangkan apakah Dominic Raab telah diberikan kode nuklir Inggris. Dia hanya menyebut ada protokol yang mengatur hal itu. “Saya benar-benar tidak dapat berbicara tentang masalah keamanan nasional,” ucapnya.
Inggris merupakan satu dari lima negara di dunia yang diizinkan memiliki senjata nuklir. Ia memiliki empat kapal selam nuklir yang dipersenjatai dengan rudal balistik Trident II D5 yang sarat hulu ledak nuklir.
Inggris memiliki persediaan sekitar 215 hulu ledak nuklir. Kendati demikian, hanya sekitar 120 yang tersedia secara operasional. Hanya perdana menteri yang dapat mengotorisasi serangan nuklir. Perintah semacam itu akan dikirimkan ke salah satu kapal selam nuklir Inggris dengan seperangkat kode khusus.