REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Inggris menolak tawaran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membantu perawatan Perdana Menteri Boris Johnson. Saat ini Johnson sedang dirawat di St. Thomas Hospital, London karena gejala Covid-19 yang dideritanya tak kunjung membaik.
“Pada titik spesifik ini, kami yakin Perdana Menteri menerima perawatan terbaik dari National Health Service (NHS). Setiap perawatan yang diterimanya adalah urusan dokternya,” kata juru bicara Boris Johnson dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/4) dikutip laman Business Insider.
Namun dia mengapresiasi dan berterima kasih atas semua harapan hangat yang disampaikan berbagai tokoh dunia, termasuk Trump. Johnson menjalani perawatan intensif di St. Thomas Hospital pada Senin (6/4) malam waktu setempat.
Merespons kabar tersebut, Trump dalam sebuah konferensi pers mengatakan telah mengontak tim dokter yang menangani Johnson. Trump mengatakan telah menghubungi dua perusahaan farmasi untuk menawarkan dukungan serta bantuan dalam proses perawatan Johnson.
“Saya telah meminta dua perusahaan terkemuka. Mereka datang dengan solusi dan baru saja melakukan pekerjaan luar biasa. Saya memintanya untuk segera menghubungi London,” kata Trump.
Menurut Trump, perwakilan dari dua perusahaan yang tak disebutkan namanya itu telah tiba di London. “Kita akan lihat apakah kita bisa membantu,” ujarnya.
Johnson dinyatakan positif Covid-19 pada 26 Maret. Sejak saat itu dia menjalani isolasi diri. Namun gejala yang dideritanya tak kunjung membaik. Dia pun dipindahkan ke St. Thomas Hospital pada Ahad (5/3).