REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN - China melaporkan tidak ada lagi kasus kematian baru akibat virus corona dan ini adalah yang pertama kalinya sejak pandemi terjadi. Selain itu juga dilaporkan adanya penurunan kasus baru pada Selasa (7/4), sehari sebelum Wuhan melonggarkan aturan karantina.
“China memiliki 32 kasus baru pada Senin (6/4), turun dari hari sebelumnya yang berjumlah 39 kasus baru,” kata Komisi Kesehatan Nasional China.
Untuk pertama kalinya sejak komisi mulai menerbitkan data nasional pada akhir Januari 2020, Wuhan tidak memiliki kasus kematian baru. Artinya Wuhan sudah mulai setara dengan seluruh daratan China yang tidak mencatatkan kasus kematian apapun sejak 31 Maret.
Kota berpenduduk 11 juta jiwa itu hanya melaporkan dua infeksi baru dalam dua pekan terakhir. Kondisi ini memungkinkan penduduk untuk bisa meninggalkan kota itu pertama kalinya pada Rabu (8/4) sejak dikunci pada 23 Januari 2020 lalu.
Pos pemeriksaan kontrol lalu lintas di Wuhan akan dibongkar. Pengoperasian normal kereta api, bandara, jalur air, jalan raya, dan bus akan dilanjutkan. Akan tetapi nol kasus baru tidak berarti nol risiko. Penduduk Wuhan didesak untuk tidak meninggalkan lingkungan, kota, dan bahkan provinsi mereka kecuali jika perlu.
Zhejiang, provinsi berpenduduk padat di timur, akan melakukan semua tes yang diperlukan pada orang yang datang dari Wuhan selama 14 hari ke depan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap mereka yang terinfeksi tanpa gejala.
China telah jauh melewati puncak penyebaran pada Februari 2020 lalu. Nnamun pihak berwenang mengubah fokus perhatian mereka pada kasus impor dan pasien tanpa gejala. Pasien tanpa gejala adalah orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menularkan virus.
Total infeksi di China mencapai 81.740 pada Senin (6/4) dengan 3.331 kematian. Dilaporkan 30 kasus asimptomatik baru, sembilan melibatkan wisatawan yang datang. Dari kasus asimptomatik baru, 18 di Hubei. Pada akhir Senin, 1.033 pasien tanpa gejala berada di bawah pengawasan medis.