REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Anggota tim nasional anti-corona pemerintah Iran, Hamid Souri menyatakan negaranya menutup-nutupi jumlah kasus positif corona yang sebenarnya. Padahal angka kasus positif corona yang sebenarnya diklaim jauh lebih banyak dari angka resmi pemerintah.
Pemerintah Iran pernah mengeluarkan data jumlah pasien corona hanya 62 ribu orang dengan angka kematian 3.872 orang. Namun dilansir dari Arabnews pada Rabu, (8/4), Hamid menyatakan jumlah penderita sebenarnya mencapai kisaran 500 ribu orang.
Berdasarkan hasil kajian sementara, penyebaran corona di Iran diduga berawal dari penduduk di sana yang berpindah dari satu kota ke kota lain khususnya yang baru berkunjung ke kota seperti Qom. Pemerintah Iran dianggap gagal melaksanakan kebijakan karantina.
Dokter dan sejumlah anggota parlemen Iran sebelumnya pernah mengutarakan bahwa jumlah kasus positif corona bisa lebih tinggi dari angka resmi. Pemerintah Iran menyatakan sejak Selasa lalu sekitar 70 persen populasi dari 83 juta orang akan menjalani rapid test.
Jumlah resmi kasus positif corona di dunia sudah di angka 1,4 juta orang. Sedangkan, angka kematiannya menyentuh 80 ribu orang.