REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menolak tudingan Trump yang menyebut lembaga tersebut bersikap China-sentris. Tedros mendesak adanya persatuan antara para pemimpin dunia, sehari setelah agensi ini mendapat kecaman dari Presiden AS Donald Trump.
Trump mengatakan pada Selasa (7/4) bahwa ia akan mempertimbangkan untuk mengakhiri pendanaan AS untuk lembaga tersebut. Trump menuduh WHO sangat China-sentris dan mengatakan mereka benar-benar menghancurkan respons pandemi mereka.
Tedros dengan tegas membantah komentar itu. "Kami dekat dengan setiap negara, kami tidak membedakan warna. Tolong, kedepankan persatuan di tingkat nasional, tidak menggunakan Covid. Yang paling kuat harus memberikan contoh dan silakan mengkarantina politik Covid," kata Tedros dilansir di BBC, Kamis (9/4).
Covid-19 pertama kali muncul Desember lalu di kota Wuhan, China, yang baru saja mengakhiri lockdown selama 11 pekan. Seorang penasihat kepala WHO sebelumnya mengatakan bahwa kerja sama erat mereka dengan China telah sangat penting dalam memahami penyakit pada tahap awal.
Komentar Trump datang dalam konteks kritik terhadap penanganan pandemi pemerintahannya sendiri. "Tolong, persatuan di tingkat nasional, tidak menggunakan poin Covid atau politik. Kedua, solidaritas jujur di tingkat global dan kepemimpinan jujur dari AS dan China," kata Tedros.
Amerika Serikat adalah salah satu penyandang dana sukarela terbesar bagi WHO. Berdasarkan data WHO menunjukkan bahwa AS berkontribusi sebesar 15 persen dari seluruh anggaran di badan tersebut. Ghebreyesus menyakini bahwa AS tidak akan membekukan pendanaan bagi WHO.
Pembelaan terhadap WHO juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dia menggambarkan bahwa pandemi virus corona belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, saat ini bukan waktunya untuk melakukan penilaian terhadap penanganan pandemi tersebut. Ini karena pandemi ini masih terus berlangsung, dengan jumlah kasus infeksi yang terus merangkak naik.
"Sekarang adalah waktu untuk persatuan, bagi komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini," ujar Gutteres.