REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Serangan virus Corona langsung ke Pangeran Senior Kerajaan Arab Saudi Faisal bin Bandar dan 150 anggota keluarga kerajaan lainnya semakin membuat keraguan mengenai penyelenggaraan haji 1441 Hijriyah.
Dilaporkan The New York Times pada Rabu (8/4), Kerajaan Saudi sudah membatasi perjalanan ke Arab Saudi dan menutup Tanah Suci Makkah dan Madinah untuk ibadah umrah. Kebijakan ini dilakukan bahkan sebelum pemerintah kerajaan melaporkan kasus pertamanya pada 2 Maret lalu.
Saat ini, otoritas terkait telah menghentikan jalur perjalanan darat dan udara baik dari dan ke luar negeri. Penutupan jalur juga dilakukan diantara provinsi-provinsi di Arab Saudi. Pihak kerajaan bahkan sudah memberlakukan karantina selama 24 jam terhadap kota-kota besar mereka. Pihak berwenang hanya membolehkan perjalanan pendek untuk ke toko obat atau ke toko bahan makanan.
The New York Times juga menulis, Saudi terindikasi akan meniadakan haji tahun 1441 Hijriyah pada musim panas ini. Haji merupakan salah satu ibadah yang menjadi rukun ke lima dari rukun Islam. Penyelenggaraan ibadah haji dihadiri 2,5 juta Muslim di Makkah. Haji diselenggarakan tiap tahun tanpa gangguan sejak 1798 ketika Napoleon menginvasi Mesir.
“Ini menjangkau anggota keluarga (kerajaan), sekarang menjadi isu penting,”kata Kristian Coates Ulrichsen, profesor dari Universitas Rice yang mempelajari tentang Kerajaan Saudi.
Hingga Rabu, Arab Saudi telah melaporkan 41 kematian akibat Virus Corona. Kerajaan bahkan sudah mengonfirmasi 2.795 kasus. Meski menekankan agar warganya tinggal di rumah, pejabat kesehatan Saudi mengingatkan jika epidemi baru saja dimulai. Jumlah kasus terinfeksi dalam beberapa pekan diprediksi melonjak. “Mencapai minimal 10 ribu hingga maksimal 200 ribu kasus,”ujar Menteri Kesehatan Saudi Tawfiq al Rabiah.