Sabtu 11 Apr 2020 15:04 WIB

Virus Corona Picu Krisis Kelaparan di Inggris

Karantina wilayah mengakibatkan jutaan orang tidak makan seharian.

Warga Inggris mengantre di sebuah supermarket di London, Inggris, Ahad (22/3). Mereka bisa jadi terpicu melakukan panic buying karena situasi corona yang tak menentu.
Foto: EPA
Warga Inggris mengantre di sebuah supermarket di London, Inggris, Ahad (22/3). Mereka bisa jadi terpicu melakukan panic buying karena situasi corona yang tak menentu.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lembaga amal makanan dan pemerintahan daerah Inggris memperingatkan banyak masyarakat Inggris yang mulai mengalami krisis kelaparan. Mereka melaporkan karantina wilayah mengakibatkan jutaan orang tidak makan seharian.

Media Inggris the Guardian melaporkan, lembaga amal Food Foundation mengatakan 1,5 juta masyarakat Inggris tidak makan seharian karena tidak memiliki uang atau akses pada makanan. Sekitar 3 juta orang terpaksa melewatkan waktu makan.

Selama pandemi virus corona, lebih dari 1 juta orang dilaporkan kehilangan penghasilan mereka. Diperkirakan sepertiganya adalah mereka tidak akan dapat bantuan dari pemerintah.

Pernyataan Food Foundation ini berdasarkan jajak pendapat yang digelar Yougov di seluruh Inggris, Skotlandia, dan Wales pekan ini. Direktur Food Foundation Anna Taylor mengatakan, krisis ini terlalu berat bebannya jika hanya ditanggung oleh bank makanan dan pemerintah daerah.

"Hal ini membutuhkan investasi yang substansial dan mendesak dari pemerintah pusat untuk memberikan uang tunai ke kantong keluarga yang tidak bisa membeli makanan," kata Taylor seperti dikutip the Guardian, Sabtu (11/4).

Lembaga amal yang mengelola bank-bank makanan juga kesulitan untuk mengatasi krisis ini karena selalu ada orang yang datang untuk meminta paket bantuan darurat. Koordinator Independent Food Aid Network Sabine Goodwin mengatakan, ia khawatir pemerintah terlalu lamban dalam merespons, kemudian situasi ini "bergerak tak terkendali".

"Bank-bank makanan di jaringan kami melihat kenaikan 300 persen orang yang masuk ke bank makanan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, kami masih kesulitan untuk mendapat sumber makanan yang tepat," kata Goodwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement