REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Banyak orang yang dipisahkan karena virus corona. Ada pula yang tersatukan karena pandemi memberi kesempatan untuk bersatu, mengenali diri, dan menjalin hubungan lebih hangat.
Kondisi ini dirasakan oleh Catherine yang berasal dari Wales, Inggris ketika merasakan hubungan lebih akrab dengan pasangannya selama pandemi berlangsung. Dia mengaku selama beberapa tahun terakhir ketika pindah dari London ke Wales, hubungannya telah merenggang.
"Uang menjadi ketat, seperti halnya waktu kita. Saya dibuat berlebihan dan kembali ke universitas. Danny menjadi tukang kebun, tapi itu tidak begitu menguntungkan," kata perempuan berusia 36 tahun ini dikutip dari The Guardian.
Sebelum virus corona membuat seluruh orang harus tinggal di rumah, Catherine merasakan kehidupannya dengan suaminya begitu monoton. Mereka hanya melakukan rutinitas, membuat hidup menjadi tidak menarik.
"Semuanya berbeda ketika kami pertama kali berkumpul. Kami tidak pernah memiliki pekerjaan dengan jam terbang tinggi, tetapi waktu kami luang," ujar Catherine.
Catherine mengatakan setelah isolasi diberlakukan keluarganya pun berkumpul di rumah. Mereka saling berkonsentrasi pada anggota keluarga dan jauh dari gangguan luar. Mereka seakan diingatkan alasan memilih untuk membangun hidup bersama.
Keluarga ini pun mendapatkan kesempatan untuk mengajarkan putranya bermain alat musik hingga menari untuk hiburan bersama. "Kami memiliki ruang untuk menikmati hal-hal yang kami lakukan sebelum menjadi orang tu, membuat musik, bermain scrabble, berpakaian seperti orang-orang dari video musik," katanya.
Meski isolasi menjadi wadah mengenal kembali, Catherine mengaku dia dan suaminya tetap memiliki ketakutan. Pekerjaan suaminya terhenti dan harapan bantuan pemerintah untuk menangani masalah tersebut bisa terlaksana.
Berbeda dengan hubungan Catherine yang berkembang karena terkunci di dalam rumah, Sarah dan suaminya justru menguji cinta karena harus terpisah. Sarah adalah apoteker rumah sakit di London. Pekerjaan ini membuat dia berada di garis terdepan dalam melawan penyebaran virus corona.
"Suami saya sedikit lebih tua dari saya dan mengingat pekerjaan saya, saya selalu tahu mungkin akan berhubungan dengan virus corona. Saya khawatir akan membawa virus pulang dan tidak tahan membayangkan menjadi orang yang menulari dia," kata perempuan berusia 58 tahun ini.
Pada awalnya, Sarah mengatakan kepada suami untuk mengambil beberapa tindakan pencegahan melakukan cuci tangan secara teratur. Namun dengan perkembangan kondisi penyebaran, mereka pun memutuskan untuk pisah rumah untuk sementara waktu.
Sarah meminta suaminya pindah dan tidak semudah itu untuk diterima. Akan tetapi upaya meyakinkan bahwa itu keputusan terbaik akhirnya dapat diterima suaminya. Langkah berpisah sementara adalah keputusan tepat untuk menjamin keamanan.
"Suatu pagi dia menurunkan saya di tempat kerja, lalu pergi untuk mengemas tasnya. Dia sudah pergi saat saya tiba di rumah. Saya memelihara salah satu anjing, dia mengambil yang lain," kata Sarah.
Perpisahan sementara itu merupakan kali pertama selama 20 tahun masa kebersamaan mereka. Sarah mengaku cukup kesulitan ketika pulang ke rumah dan menjalani sisa hari tanpa suaminya.
Tapi, pasangan ini yakin keputusan tersebut memang harus dilakukan dan banyak petugas medis lain pun menerapkannya. "Semoga semuanya akan berakhir sebelum terlalu lama dan dalam beberapa bulan kita akan dipersatukan kembali," ujarnya.